Bisnis.com, PURWOREJO - Petani-petani di Desa Kaliwungu Lor, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo begitu menantikan keberadaan Bendungan Bener. Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditarget rampung pada pengujung 2024 itu dinantikan lantaran bisa menjadi solusi atas risiko kekeringan yang terjadi tiap memasuki musim kemarau.
"Dengan adanya Bendungan Bener, diharapkan ke depannya petani bisa lebih sejahtera, minimal akses air di musim kering ini bisa lancar. Di desa kami sendiri ada 73 hektare lahan sawah, itu belum ditambah desa-desa di sekitar sini, ini akan sangat bergantung dengan bendungan," jelas Paryanto, Kepala Seksi Kesejahteraan Pemerintah Desa Kaliwungu Lor, saat ditemui tim Jelajah Investasi Jateng 2023 Bisnis Indonesia pada Rabu (5/7/2023).
Paryanto mengungkapkan, selain di Desa Kaliwungu Lor, petani-petani di wilayah Purworejo bagian selatan bakal sangat diuntungkan dengan keberadaan bendungan. Pasalnya, selama ini, petani hanya mengandalkan pasokan air dari sungai.
Di Desa Kaliwungu Lor sendiri, air dari sungai disalurkan menggunakan Pompa Air Tenaga Surya (PATS). Fasilitas tersebut merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sebelumnya, tiap memasuki musim tanam, petani mesti memanfaatkan mesin pompa berbahan solar hingga sehari semalam.
Petani-petani di Desa Kaliwungu Lor juga telah berorganisasi dengan mendirikan kelompok tani. Paryanto menyebut, di kelompok tani itulah petani-petani biasa menyampaikan keluh kesahnya. Bahkan, tak jarang, dari masalah yang dihadapi itu muncul inovasi dan ide-ide nekat yang digarap di kemudian hari.
"Mentalitas warga sudah terbentuk bahkan sejak mendengar petir pertama di musim hujan. Kami sudah berani tanam, waluapun pada akhirnya itu sekedar bertaruh dengan alam. Kami aktif mengkaji pembuatan pupuk, penanganan hama, pembibitan. Kami sudah berani berspekulasi di situ," jelas Paryanto.
Dari uji coba yang dilakukan secara mandiri itu, dalam waktu dekat, petani di Desa Kaliwungu Lor menargetkan bisa melakukan panen raya selama tiga bahkan empat kali dalam setahun. "Biasanya, rata-rata tujuh sampai delapan ton per hektare per tahun. Kalau setahun bisa panen empat kali, minimal bisa mengurangi maling. Warga bisa lebih sejahtera," seloroh Paryanto.
Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Investasi Jawa Tengah 2023: Daulat Pangan dan Energi. Program tersebut terselenggara berkat dukungan dari para sponsor yakni Grand Batang City, PT PLN Persero, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Nasmoco, XL Axiata, serta PT Jamkrida Jateng.