Bisnis.com, SEMARANG — Dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia, Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menyelenggarakan rangkaian seminar dengan tema Gerakan Sekolah Sedia Pangan Aman untuk Menyongsong Generasi Emas 2045 pada Rabu (25/10/2023).
Salah satu materi yang disampaikan adalah tentang keamanan pangan, terutama yang berkaitan dengan lingkungan sekolah. Pentingnya memastikan bahwa makanan di sekolah benar-benar aman menjadi perhatian utama, mengingat adanya kantin dan penjual makanan di area sekolah.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyampaikan bahwa inisiatif seperti sekolah pangan sangat penting dalam mendorong cara mendapatkan pangan yang sehat dan berkualitas. Terlebih lagi, hal ini juga sangat relevan dalam menanggulangi masalah stunting pada anak-anak.
Ita, sapaan akrabnya, menegaskan pentingnya memeriksa bahan pangan seperti biskuit dan susu bubuk, yang seringkali mengandung pengawet dan bahan kimia lainnya yang tidak sehat. Dengan upaya ini, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh dengan kesehatan yang optimal dan memberikan kontribusi positif bagi masa depan negara.
“Tentunya dengan kita bisa menanam dan mengolah tanaman hasil panen maupun pasca panen dengan sehat tentunya ini untuk generasi emas indonesia, kita nggak akan khawatir karena mulai dari hulu hingga hilir ini bisa berproses dengan baik," jelas Ita.
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang, Bambang Pramusinto menjelaskan, Dishanpan Kota Semarang menyediakan pengecekan bahan pangan untuk para pedagang secara gratis di Kantor Dishanpan Kota Semarang. Pengecekan bahan pangan ini bertujuan guna menjaga keamanan pangan dari makanan yang dijual oleh para pedagang jajanan sekolah.
Baca Juga
Dishanpan Kota Semarang, rutin setiap hari melakukan kegiatan pengecekan makanan-makanan yang ada di sekolah-sekolah. “Pedagang harus hati-hati. Cek dulu produk yang mau dijual. Kalau aneh, warna menarik, diduga mengandung bahan berbahaya. Silakan ke Dishapan, dicek gratis," jelas Bambang.
Bambang mengatakan selama melakukan monitoring, Dishanpan menemukan sejumlah makanan yang mengandung bahan berbahaya. Namun sayangnya, mayoritas pedagang tidak mengetahui kandungan bahan berbahaya di dalam makanan yang dijual mengingat mereka hanya membeli dagangan atau kulakan dan menjualnya kembali ke sekolah-sekolah.
“Kami melakukan pemantauan dengan melibatkan banyak pihak supaya paham. Makanan tidak hanya dari aspek ketercukupan, namun juga keamanan. Kami imbau pedagang, berdaganglah produk yang aman. Jangan sampai anak-anak memakan makan dengan pewarna tekstil,” jelas Bambang.