Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Jumlah, Ekonom UGM Ungkap Tantangan Utama Koperasi Merah Putih

Ekonom UGM Amirullah Setya Hardi menyoroti tantangan Koperasi Merah Putih dalam menjalankan prinsip koperasi seperti kemandirian dan partisipasi aktif.
Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (21/7/2025)/ BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko
Koperasi Kelurahan Merah Putih Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (21/7/2025)/ BISNIS - Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, SEMARANG - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Amirullah Setya Hardi, mengungkapkan tantangan utama dalam menjalankan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP).

Dia menuturkan bahwa tantangan Koperasi Merah Putih bukan kepada jumlah melainkan kemampuannya menjalankan prinsip-prinsip koperasi.

"Bukan pada jumlah, tetapi pada kemampuan koperasi menjalankan prinsip-prinsip koperasi secara universal," jelasnya pada Senin (4/8/2025).

Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah kemandirian, partisipasi aktif anggota, serta keberlanjutan usaha. Amirullah menjelaskan bahwa ketiga prinsip dasar itulah yang membedakan badan usaha koperasi dengan entitas usaha lainnya.

"Koperasi harus mampu hadir sebagai alternatif yang aman, cepat, dan benar-benar memberdayakan masyarakat desa. Layanan keuangan, penyediaan bahan pokok, pupuk, dan kebutuhan dasar lainnya harus terjamin," jelas Amirullah dalam siaran pers.

Untuk itu, Amirullah berharap pembentukan 80.000 KDMP yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Klaten beberapa waktu lalu tak sekadar proyek jangka pendek pemerintah. Program itu diharapkan mampu menjadi gerakan bersama yang secara aktif ikut melibatkan masyarakat di wilayah pedesaan.

"Jika koperasi mampu berjalan sesuai prinsipnya, dengan partisipasi anggota yang aktif dan dukungan pemerintah dalam pasokan barang serta modal usaha. Maka kesejahteraan masyarakat desa bisa tercapai. pada akhirnya, ini juga akan berdampak positif pada perekonomian nasional," jelas Amirullah.

Di Jawa Tengah, 8.523 unit Koperasi Merah Putih telah didirikan dan ikut diresmikan pada 21 Juli 2025 lalu di Kabupaten Klaten oleh Presiden Prabowo Subianto. Dari ribuan unit koperasi itu, baru 11 unit koperasi yang mulai beroperasi dan menjadi percontohan.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyebut keberadaan Koperasi Merah Putih itu diharapkan mampu meningkatkan geliat perekonomian di pedesaan. Adapun koperasi tersebut ditarget bakal memiliki 7 gerai usaha yang meliputi apotek, klinik, agen pos, sarana pertanian dan peternakan, bahan pokok penting, serta layanan simpan pinjam.

"Target sampai akhir tahun paling tidak separuh [dari 8.523 Koperasi Merah Putih berbadan hukum di Jawa Tengah] sudah beroperasi. [Meski] tidak semua langsung operasional, minimal bertahap dan berlanjut kita penuhi," tuturnya.

Sebelumnya, program KDMP/KKMP juga mendapat sorotan dari lembaga Indonesia Financial Group (IFG) Progress. Dalam riset yang dilakukan terhadap 51.505 unit koperasi di Indonesia, IFG Progress menemukan bahwa kehadiran koperasi masih belum memberikan dampak yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

"Penting untuk memastikan bahwa pembentukan lebih dari 80.000 KDMP yang ambisius memberikan dampak ekonomi yang nyata," tulis IFG Progress dalam laporan hasil penelitiannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro