Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waldjinah Inginkan Generasi Pelestari Musik Keroncong

Maestro keroncong Indonesia Waldjinah (71) yang dijuluki penyanyi si Walang Kekek berharap ada generasi penerus untuk bisa melestarikan musik keroncong asli Indonesia ke depan.
Waldjinah/JIBI
Waldjinah/JIBI

Bisnis.com, SOLO--Maestro keroncong Indonesia Waldjinah (71) yang dijuluki penyanyi "si Walang Kekek" berharap ada generasi penerus untuk bisa melestarikan musik keroncong asli Indonesia ke depan.

"Saya berharap generasi muda banyak bermuncul penyanyi keroncong yang dapat meneruskan yang dilakukan oleh seniornya," kata Waldjinah, Kamis (23/2/2017).

Meskipun, Si Walang Kekek Waldjinah habis menjalani perawatan di Rumah Sakit kasih Ibu Solo karena sakit, tetapi penggemar lagu langgam jawa itu, masih mau berbicara soal perkembangan musik keroncong di Tanah Air.

Menurut Waldjinah generasi penerus musik keroncong yang dilihat sekarang seperti Laras dan Sruti yang banyak dikenal masyarakat memilik suara yang bagus-bagus.

"Saya memang baru pulang dari rumah sakit karena gula darahnya mengalami 'ngedrop' di bawah normal hingga tidak sadarkan diri," kata Waldjinah yang dilahirkan Solo pada 7 November 1945.

Waldjinah penyanyi keroncongan yang sering dipanggil ke Istana Presiden pada zamannya, Presiden pertama Soekarno dan kedua Soeharto itu, juga berharap musik keroncong tetap digembari semua kalangan masyarakat.

"Saya ingin keroncong tetap dilestarikan dan digemari semua kalangan masyarakat," ujar Waldjinah pelantum lagu walang kekek, cangkrik genggong, dan ayo ngguyu ini.

Ary Mulyono salah stau putra Waldjinah mengatakan ibunya sempat dirawat ke rumah sakit sejak Selasa (21/2), karena sakit dan tidak sadarkan diri. Ibu dirawat di RS Kasih Ibu semalam dan Rabu (22/2) sore sudah diizinkan pulang oleh dokter yang merawat.

"Ibu sakit gula darahnya drop hingga tidak sadarkan diri, sehingga beliau langsung dilarikan ke RS," tutur Ary.

Menurut dia, pada awalnya ibunya saat makan jadah gigi palsu lepas dan kemudian memeriksakan ke dokter gigi pada Jumat (17/2). Namun, ibunya saat nunggu dokter, periksa gula darah di apotek.

Ibunya dari hasil tes ternyata gula darahnya mencapai 357. Karena takut, ibu beli obat penurun gula darah. Obat itu, seharusnya diminum sehari sekali, tetapi ibu minum dua kali sehari, sehingga menjadi drop hingga tidak sadarkan diri.

"Ibu sekarang sudah sadar dan bisa komunikasi. Ibu kemudian Rabu (22/2), minta pulang," jelas Ary.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro