Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peneliti Jelaskan Mengapa Tanah di Jawa Rawan Longsor

Tanah di Pulau Jawa labil, sehingga sering memicu pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor, kata peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Agus Setyo Muntohar.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, YOGYAKARTA—Tanah di Pulau Jawa labil, sehingga sering memicu pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor, kata peneliti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Agus Setyo Muntohar.

"Potensi tanah longsor itu bisa dikatakan 60 hingga 70 persen terjadi di lereng-lereng Pulau Jawa. Labilnya itu karena tanah di Jawa merupakan tanah residu dan banyak pelapukan," katanya, di Yogyakarta, Kamis (2/3/2017).

Menurut dia, jenis tanah residu itu adalah hasil letusan gunung berapi. Tanah residu yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi.

"Faktor-faktor yang menyebabkan kerentanan tanah tersebut meliputi beberapa hal, di antaranya kondisi geologi, kemiringan lereng, dan tata guna lahan," kata Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu pula.

Pada umumnya, kata dia, gerakan tanah banyak terjadi di lereng tersusun oleh tanah residu yang merupakan pelapukan dari batuan dasar berupa breksi vulkanik dan pasir tufaan berumur kuarter.

"Untuk memprediksi tanah longsor dapat menggunakan pendekatan deterministik-probabilistik. Sistem pemantauan dan peringatan itu berperan untuk mengurangi dampak dari aktivitas longsor," katanya lagi.

Ia mengatakan, sistem "monitoring" (pemantauan) dan "warning" (peringatan) tanah longsor itu berperan untuk mengumpulkan informasi. Sistem tersebut bisa digunakan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari aktivitas longsor.

Jadi, sistem yang dibuat bisa memprediksi ketika akan terjadi bencana tanah longsor, dengan cara memperhatikan kemiringan tanah, pengaruh rembesan hujan, dan kuantitas curah hujan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper