Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wilayah Pesisir 4 Kecamatan di Demak Diterjang Abrasi

Lahan seluas 798 hektare di wilayah pesisir pantai yang tersebar di empat kecamatan Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terdampak abrasi.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, DEMAK--Lahan seluas 798 hektare di wilayah pesisir pantai yang tersebar di empat kecamatan Kabupaten Demak, Jawa Tengah, terdampak abrasi.

Wakil Bupati Demak Joko Sutanto mengatakan keempat kecamatan tersebut, yakni Kecamatan Sayung, Karangtengah, Bonang, dan Wedung, katanya saat menyampaikan sambutan pada acara penanaman bibit mangrove di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Sabtu (2/4/2017).

Hadir dalam penanaman bibit mangrov tersebut, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Siswono Yudo Husodo, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, Korwil Partai NasDem Jateng dan DIY Rerie Lestari Moerdijat, Ketua DPW Partai NasDem Setyo Maharso.

Adapun luas lahan yang terdampak abrasi tersebut, paling luas terdapat di Kecamatan Sayung mencapai 420 hektare, berikutnya Kecamatan Wedung seluas 250 hektare, kemudian Kecamatan Bonang seluas 68 hektare dan Kecamatan Karangtengah seluas 57 hektare.

Menurut Wakil Bupati Demak Joko Sutanto, dampak abrasi pantai cukup mengkhawatirkan karena saat ini sudah ada dua pedukuhan di Desa Bedono, Kecamatan Sayung yang hilang karena dampak abrasi tersebut.

Menurut dia, ancaman abrasi pantai tersebut patut menjadi perhatian semua pihak karena dampak rob saat ini juga makin meluas.

Bencana alam rob tersebut, terluas terjadi di Kecamatan Sayung dengan luasan bisa mencapai 1.417 hektare, sedangkan kecamatan lainnya, seperti Kecamatan Bonang bisa mencapai 5,5 hektare dan Kecamatan Wedung sekitar 155 hektare.

Dalam rangka penanganan dampak bencana alam tersebut, Pemkab Demak melakukan studi banding ke Belanda yang diwakili oleh Bupati Demak M. Natsir.

"Mudah-mudahan ilmu dari Belanda bisa diterapkan di Kabupaten Demak dalam menanggulangi bencana abrasi," ujarnya.

Akibat bencana alam tersebut, kata dia, beberapa warga harus berganti mata pencaharian.

Ia mencontohkan di Desa Bedono awalnya merupakan lahan sawah, tambak, serta sebagian warganya bermata pencaharian sebagai nelayan. Namun, saat ini semuanya berubah menyusul terjadinya abrasi hingga mengakibatkan dua pedukuhan hilang.

Dampak serupa juga dialami warga di Desa Bedono, Sidogemah, Sriwulan, Purwosari, Gemulak, Timbul Sloka, dan Surodadi.

"Mereka tidak bisa lagi hidup dari pertanian, tambak maupun menangkap ikan," ujarnya.

Kondisi tersebut, lanjut dia, mendorong pemerintah mencarikan solusi, salah satunya membimbing mereka menekuni usaha perdagangan, jasa, dan pariwisata.

Dalam rangka mengajak masyarakat Demak peduli terhadap lingkungan, Pemkab Demak mengawalinya lewat PNS untuk menanam aneka macam tanaman.

"Setiap PNS, kami wajibkan menanam satu jenis tanaman sehingga jika ada 8.000 PNS tentunya ada 8.000 tanaman yang mereka tanam," ujarnya.

Kebijakan tersebut, lanjut dia, juga menjadi syarat untuk kenaikan pangkat setiap PNS.

Sementara itu, Kepala Desa Bedono Agus Salim membenarkan adanya dua dukuh yang terdampak abrasi, yakni Dukuh Rejosari dan Tambaksari.

"Dari kedua pedukuhan tersebut, awalnya terdapat 500 keluarga, kini yang bertahan hanya 12 keluarga," ujarnya.

Belasan keluarga yang masih bertahan tersebut, yakni di Dukuh Tambaksari terdapat 10 keluarga dan di Dukuh Rejosari dua keluarga.

Rumah warga yang tidak bisa ditempati, kata dia, mendapat bantuan tempat tinggal di desa lain karena mereka direlokasi ke Desa Sidogemah dan Gemulah.

Kasirun, warga Desa Bedono, mengatakan bahwa dirinya berulang kali meninggikan fondasi rumahnya hingga ketinggian lebih dari 1,5 meter.

"Jika tidak ditinggikan, mudah terkena rob," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper