Bisnis.com, PLAYEN—Desa Bleberan, Kecamatan Pleyen yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Wonosari, Gunung Kidul mampu mengembangkan potensi desa melalui wisata.
Kini, BUMDes melalui sejumlah unit usahanya pada 2015 lalu mencapai Rp2,1 miliar, sedangkan pada 2016 meningkat menjadi Rp2,2 miliar.
Salah satu yang kini menghasilkan pendapatan tertinggi adalah unit pengelolaan Desa Wisata Bleberan. Salah satu yang menjadi destinasi andalan adalah Air Terjun Sri Gethuk yang membuat Desa Bleberan semakin moncer.
Semakin dikenalnya air terjun Sri Gethuk tak lepas dari inovasi pengelolaan wisata. Sebagai layanan wisata, dan sekaligus menambah daya tarik wisatawan, pengelola membuat sebuah getek untuk transportasi wisatawan menuju air terjun. Getek dibuat dengan memanfaatkan enam drum plastik dan dirakit dengan besi diatasanya.
Alat transportasi tersebut kemudian hari menjadi salah satu aspek yang dinilai dalam penghargaan pengelolaan desa wisata terbaik dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan akhirnya Desa Wisata Bleberan dinobatkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) sebagai yang terbaik.
Desa Wisata Bleberan bersanding dengan sembilan desa wisata terbaik dengan kategori yang berbeda di Desa Wisata Awards 2017. Sembilan desa wisata itu yakni Desa Adat Nagari, Sungai Nyali di Kabupaten Pesisir Selatan untuk kategori perkembangan desa tercepat; Desa Madobak di Kepulauan Mentawai sebagai desa adat; Desa Tamansari di Banyuwangi sebagai desa wisata jejaring bisnis; Desa Pujon Kidul di Malang sebagai desa wisata agro; Desa Ubud di Gianyar sebagai desa wisata budaya; Desa Waturaka di Ende sebagai desa wisata alam; Desa Ponggok di Klaten sebagai desa pemberdayaan masyarakat; Desa Teluk Meranti di Pelalawan sebagai desa wisata kreatif; dan Desa Bontagula di Bontang sebagai desa wisata maritim.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono, mengatakan dari belasan desa wisata yang ada, Desa Wisata Nglanggeran dan Desa Wisata Bleberan adalah kiblat bagi pengembangan desa wisata di Gunungkidul. Kedua desa ini menjadi kiblat bagi desa lain untuk mengembangkan wisatanya," katanya.
Menurut dia, dengan potensi yang ada di desa memang harus bisa digunakan untuk kesejahteraan masyarakat seperti yang di lakukan di Ngalnggeran dan Bleberan. Untuk itu pihaknya terus mendorong agar desa wisata membentuk BUMDes dalam pengelolaanya.