Bisnis.com, SEMARANG – Melambungnya harga garam yang terjadi belakangan ini berimbas pada naiknya sejumlah komoditas pasar di Semarang. Salah satunya adalah ikan asin yang dijual di Pasar Ikan Tambak Lorok, Semarang.
Harga ikan asin jenis teri di salah satu sentra penjualan komoditas laut di Semarang itu naik sekitar Rp5.000-Rp10.000 per kg. Ikan asin jenis teri yang biasa dijual Rp35.000 per kg kini naik menjadi Rp40.000-Rp45.000 per kg.
Pun begitu dengan ikan asin jenis lain, seperti kempar dan juwi. Ikan asin jenis kempar dan juwi yang semula dijual Rp7.000-Rp8.000 per kg kini naik menjadi Rp12.000-Rp15.000 per kg.
“Mau bagaimana lagi? Harga garam naik kami juga harus menaikan harga dagangan. Imbasnya ya tentu banyak pembeli yang tidak jadi beli dan membuat omzet kami turun,” tutur salah seorang pedagang ikan di Pasar Ikan Tambak Lorok, Nipah, saat dijumpai Semarangpos.com di sela berjualan, Rabu (26/7/2017) siang.
Nipah mengaku garam sangat penting bagi para pedagang ikan asin. Hal itu dikarenakan garam digunakan untuk mencampur ikan sebelum dijemur dan dijual ke pasar.
Meski demikian, garam saat ini sulit diperoleh para pedagang ikan di Pasar Tambak Lorok. Jika pun ada harga garam saat ini sangat tinggi.
Jika sebelumnya garam yang digunakan untuk mengawetkan ikan asin itu dibanderol sekitar Rp35.000 per karung atau sekitar 45 kg, kini harganya mencapai Rp170.000. Harga itu mereka peroleh dari para pengepul yang ada di Demak maupun Jepara. Namun, jika beli di pasar tradisional yang ada di Kota Semarang, harganya jauh lebih tinggi sekitar Rp250.000 per karung.
“Untuk mensiasati minimnya pasokan garam, kadang kami jual ikan teri yang tidak digarami alias asin. Tapi harganya jadi jauh lebih mahal. Ikan teri yang tawar biasanya kami jual Rp60.000 per kg atau lebih tinggi Rp20.000 dari ikan teri yang sudah diasini, karena jumlahnya kan jadi lebih banyak dibanding yang sudah digarami,” ujar pedagang ikan asin lainnya di Pasar Tambak Lorok, Mudayana.
Mudayana pun berharap kelangkaan garam ini bisa segera diatasi oleh pemerintah. Ia pun tak keberatan jika pemerintah mengimpor garam dari luar negeri asal harganya tidak setinggi saat ini.
“Enggak apa-apa mengimpor, yang penting ada dan harganya enggak tinggi. Saat ini garam memang langka sehingga harganya melambung tinggi. Mungkin karena pengaruh cuaca yang mulai penghujan,” tutur warga RT 008/RW 014 Tambak Lorok, Semarang itu.