Bisnis.com, PATI – Penghasilan dari usaha tambak garam di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dinilai belum menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena pengelolaannya masih tradisional dan bergantung cuaca.
Salah seorang petambak garam di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Yabu Paidi, mengakui penghasilan dari tambak garam memang belum menjamin, karena harga jual garam selama ini sangat murah.
Tahun lalu, kata dia, harga jual garam di tingkat pengepul hanya Rp300-Rp400 per kilogramnya, sehingga belum sebanding dengan jerih payahnya selama ini. Selain itu, dirinya masih menanggung biaya sewa lahan setiap dua tahun sebesar Rp20 juta.
"Artinya, setiap bulannya harus bisa menghasilkan pemasukan lebih dari Rp800.000 untuk membayar sewanya," ujarnya di Pati, Kamis (3/8/2017).
Sementara masa produksi garam, kata Paidi, dalam setahun hanya berlangsung empat bulan, karena selebihnya biasanya bertepatan dengan musim hujan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari setelah tidak memproduksi garam, dia beralih menanam tanaman padi serta mengelola ternak kambing.
"Jika hanya mengandalkan penghasilan dari tambak garam, tentu tidak mencukupi karena ada jeda waktu selama musim hujan yang membuat petani tidak bisa berproduksi," ujarnya.
Kalaupun saat ini harga garam melonjak hingga Rp3.000 per kilogramnya, dia memprediksi, hanya bertahan sebentar karena saat ini petani garam mulai mempersiapkan lahannya untuk memproduksi garam.
"Biasanya, saat musim panen stok garam akan melimpah, sehingga harga jual akan kembali turun," ujarnya.
Terkait dengan penggunaan media geoisolator atau plastik pelapis tambak garam, kata dia, memang sudah ada petani yang mencoba dan hasilnya memang bagus ketika cuacanya tidak menentu seperti sekarang.
Ia mengaku, hendak mencoba menggunakan media tersebut, karena dalam waktu tiga hari bisa dipanen, sedangkan dengan media tanah menunggu sepekan.
Penghasilan Petani Garam Pati Belum Menjanjikan, Pengelolaan Tradisional
Penghasilan dari usaha tambak garam di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dinilai belum menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena pengelolaannya masih tradisional dan bergantung cuaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
