Bisnis.com, KLATEN – Kendati diproyeksikan tak akan naik tahun depan, namun alokasi Dana Desa diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi melalui percepatan pembangunan infrastruktur dasar di kawasan pedesaan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan di beberapa daerah sudah muncul beberapa desa yang mampu menyerap dana tersebut cukup baik. Bahkan, khusus di Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah desa tersebut telah berkembang menjadi sebuah desa yang cukup makmur.
“Kami akan bekerja sama dengan semua institusi misalnya Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dan Menteri Desa karena anggaran yang ada adalah dana untuk desa. Kalau lihat tadi, semua desa yang punya inisiatif memiliki pendamping bahkan ada yang menggunakan konsultan” kata Sri Mulyani disela kunjungannya di Desa Ponggok, Klaten, Jateng, Rabu (23/8/2017).
Desa yang memiliki kesiapan akan menyerap dana desa secara baik, sehingga pekerjaan rumah pemerintah saat ini, kata Sri Mulyani, yakni mendorong supaya praktik implementasi yang sudah berhasil tersebut skalanya lebih diperluas dan diperbesar untuk desa-desa yang lain.
“Tapi kalau mau kami tingkatkan lebih banyak, nampaknya perlu perbaikan perencanaan pembangunan di tingkat desa bisa dan bisa diawasi bersama oleh rakyatnya,” terangnya.
Jika menilik Nota Keuangan RAPBN 2018, alokasi anggaran transfer ke daerah dan dana desa TKDD turun sekitar Rp5,25 triliun atau dari Rp766,33 triliun pada 2017 menjadi Rp761,08 triliun. Berkurangnya anggaran itu berpengaruh terhadap alokasi transfer ke daerah dari Rp706,33 triliun menjadi Rp701,08 triliun.
Pagu dana desa sendiri tak dinaikkan dari tahun lalu atau tetap di kisaran Rp60 triliun. Kebikakan itu adalah bagian dari evaluasi efektivitas penyaluran dana desa khususnya dalam mempercepat pembangunan di pedesaan.