Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketahanan Pangan, Perbaikan Data Padi Siap Dimulai

Pelaku usaha di bidang perberasan menanti hasil perbaikan data produksi padi yang tengah dilakukan Badan Pusat Statistik mulai tahun ini di Pulau Jawa melalui metode Kerangka Sample Area.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha di bidang perberasan menanti hasil perbaikan data produksi padi yang tengah dilakukan Badan Pusat Statistik mulai tahun ini di Pulau Jawa melalui metode Kerangka Sample Area. 

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengemukakan, langkah perbaikan data oleh BPS menyusul data produksi padi rutin tidak sejalan dengan dinamika perkembangan harga di pasar. 

Surplus padi cukup, tetapi harga cenderung tinggi dan tidak stabil. Surplus padi rata-rata 10 juta ton setiap tahun semestinya diikuti oleh harga beras yang juga turun. 

"Oleh karena itu kami berupaya memperbaiki. Ujicoba dilakukan sejak 2015, vakum pada 2016, dan dilanjutkan pada 2017 di Pulau Jawa. Pada 2018 dilakukan di seluruh provinsi," tuturnya usai diskusi soal perberasan di Jakarta pada Jumat (25/8/2017). 

Ujicoba kerangka sample area pertama kali dilakukan di Indramayu dan Garut pada 2015. Ujicoba yang rencananya dilaksanakan di Jawa Barat pada 2016 terhenti karena ketiadaan anggaran. 

Ujicoba kembali dilanjutkan di Pulau Jawa meliputi Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan DI Yogyakarta selama Mei - Agustus 2017 dengan 2.600 mitra petugas. Ujicoba di seluruh provinsi telah diusulkan melalui anggaran Rp75,5 miliar pada 2018. 

Kerangka sample area memanfaatkan teknologi informasi dengan metode pengukuran yang objektif, sehingga meminimalkan peluang overestimate. Melalui metode ini, petugas tidak melakukan wawancara, tetapi langsung melakukan pengamatan fase tumbuh padi pada setiap segment terpilih setiap bulan. 

Pengamatan dilakukan terhadap fase tumbuh padi, yakni periode pertumbuhan padi setelah tanam yang secara fisik dapat diamati secara visual. 

Pengamatan juga dilakukan terhadap penggunaan lahan yang lain, seperti terjadi alih komoditi maupun alih fungsi lahan lain. Apalagi, alih fungsi banyak terjadi pascapembangunan jalan tol yang lebih masif beberapa tahun belakangan ini. 

Adi menjelaskan, pelaporan menggunakan aplikasi KSA dan harus dilengkapi foto di 9 titik subsegmen. Web monitoring tersedia untuk memantau perkembangan pelaporan data secara realtime.

Berdasarkan laporan Mei 2017, luas panen dalam laporan statistik pertanian padi lebih tinggi dari hasil kerangka sample area. Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah terlihat memiliki selisih yang relatif tinggi, diikuti DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Sedangkan Banten memiliki selisih relatif rendah. 

Data luas panen dan produksi padi hasil perbaikan melalui metode yang baru ketika dirilis pada Juni setelah dilakukan pengamatan pada subron I (empat bulanan) 2018, akan lebih rendah dari data rutin dari kementerian teknis yang selama ini menjadi acuan pengambilan kebijakan. 

"Sudah pasti berbeda dan sudah pasti turun. Itulah yang akan kami perbaiki," katanya. 

Meski demikian, koreksi luas panen dan produksi padi dinilai penting khususnya bagi dunia usaha di bidang perberasan karena terkait dengan kecukupan beras yang selama ini diduga surplus. Begitu pula, sebagai acuan pemerintah dalam mengambil kebijakan agar lebih tepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : News Editor
Sumber : JIBI

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper