Bisnis.com, SEMARANG—Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan belum perlunya upaya modifikasi cuaca, yakni hujan buatan menghadapi musim kemarau sekarang ini.
"Kami pasti koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kaitannya dengan cuaca," katanya usai menyampaikan kuliah umum di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Kamis (14/9/2017).
Diakuinya, beberapa daerah memang ada yang mengalami kekeringan, tetapi iklim sepanjang tahun ini jauh lebih baik karena tidak sekering pada 2015 meski tidak sebasah iklim yang terjadi pada tahun lalu.
Kementerian PUPR terus memonitor bendungan yang ada, lanjut dia, dari 16 bendungan utama yang dimonitor, 10 bendungan di antaranya masih normal, dan enam bendungan berstatus di bawah normal.
"Di bawah normal ini bukan berarti kering, sebab masih bisa dioperasikan sesuai kondisi hidrologi. Beberapa bendungan yang kering ada juga, tetapi yang (berukuran, red.) kecil-kecil," katanya.
Untuk mengatasi kekeringan, kata dia, setidaknya ada 6.902 sumur bor yang dioperasikan, termasuk di Jawa Tengah, dan masyarakat yang daerahnya kekeringan bisa melaporkan untuk ditangani dengan sumur bor.
"Bagi daerah-daerah yang kekeringan, selain 'dropping' air bersih, saya sebagai yang punya otoritas penyediaan air meminta mulai dibor lagi tambahan-tambahannya, seperti di Pati, Sukabumi, dan Sumbawa," katanya.
Meski demikian, Basuki mengakui sejauh ini belum memerlukan modifikasi cuaca karena dari rapat koordinasi dengan jajaran gubernur tidak ada satu pun yang menyebutkan kondisi daerahnya darurat.