Bisnis.com, WONOGIRI—Sekitar 700 orang tua murid menolak keras anak mereka diberi imunisasi Mearles Rubela (MR) atau campak rubela di Kabupaten Wonogiri. Penolakan tersebut dikarenakan mereka menilai vaksin MR tidak sejalan dengan keyakinan mereka.
Hal itu diungkapkan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri melalui Kasi Survailen lmunisasi Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Wonogiri, Agus Hartono, Selasa (19/9). Dia menyampaikan sebanyak 700 KK lebih warga Wonogiri menolak anak mereka divaksin MR.
"Alasan warga yang keberatan keluarganya diimunisasi itu karena keyakinan," ujar Agus.
Akibat aksi penolakan tersebut, program imunisasi itu tidak mulus karena baru tercapai 95,605 persen. Sehingga Pemkab Wonogiri melalui Dinkes Wonogiri terpaksa meminta bantuan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wonogiri, Kemenag setempat serta Konsultan Badan Kesehatan PBB lndonesia Perwakilan Jawa Tengah.
Dijelaskan Agus menjelaskan imunisasi MR digelar mulai 1 Agustus hingga 30 September 2017. Selama Agustus, diperuntukkan bagi anak sekolah PAUD sampai SMP (usia 3-15 tahun). Sedangkan bulan Setember, bagi anak-anak setingkat PAUD-SMP lainnya melalui Posyandu maupun Puskesmas di 34 Puskesmas.
Menurut dia, hingga Senin (18/9) lalu, dari total sasaran 182.500 anak lebih sudah terimunisasi MR campak di daerahnya sebanyak 174.519 anak (atau 95,60 persen). "Meski belum mencapai 100 persen tapi capaian Kabupaten Wonogiri sudah melampaui target nasional yang ditetapkan yakni 95 persen," lanjutnya.
Dari hasil pendekatan tersebut, dia siap melakukan ke rumah-rumah warga yang anaknya belum mendapat imunisasi MR hingga akhir September. "Selain melayani anak sasaran yang belum ikut imunisasi karena sakit atau halangan lain, swepping itu untuk mendekati sekitar 700 keluarga yang menolak tersebut," jelas dia.