Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Traveloka Memperkuat Pengelolaan Data

Traveloka fokus memperkuat kemampuan analisis data dengan meningkatkan keandalan teknologi yang digunakan.

Bisnis.com, SINGAPURA - Traveloka fokus memperkuat kemampuan analisis data dengan meningkatkan keandalan teknologi yang digunakan.

Head of Data Traveloka, Ainun Najib mengatakan dengan fokus mengelola data dan memperkuat machine learning, pihaknya optimistis Traveloka semakin kompetitif.

“Kalau mau lebih proper, memang investasi teknologi untuk mengelola data itu keniscayaan. Karena data yang kami dapatkan dari konsumen itu sangat penting, dan sejauh ini tidak ada istilah kebobolan,” tuturnya dalam rangkaian Google Cloud Summit: Singapura, pekan lalu.

Untuk memperkuat pengelolaan data, sejauh ini Traveloka belum tergantung pada satu platform. Menurutnya, sejauh ini pihaknya tengah menggunakan Amazon Web Service Cloud (AWS) dan juga Google Cloud Platform (GCP).

Untuk GCP, pihaknya telah menggunakan Google Pub/Sub dan BigQuery. Ainun menjelaskan dengan menggunakan BigQuery, pihaknya mendapat keuntungan karena mendukung penggunakan analisis real-time.

Sebagai layanan analisis streaming dari GCP, BigQuery dapat menyimpan data historis dengan sumber daya komputasi yang dapat disesuaikan secara otomoatis sesuai permintaan Traveloka.

“Kalau Redshift memang betul-betul powerful, tetapi kami harus mengelola sendiri,” tuturnya.

Traveloka juga menggunakan Cloud Dataflow yang dikelola untuk memproses data dalam mode streaming atau batch dengan kemampuan yang setara. Kemampuan untuk menciptakan pekerja pipa baru tanpa intervensi pengguna menjadi salah satu keuntungan bagi konsumen.

Ainun mengatakan perusahaan menginginkan tingkat reliability yang tinggi, dari platform pengelola data. Pihaknya mengakui, saat ini tingkat keandalan pengelolaan data sudah di atas 90%, dan menargetkan dapat melonjak hingga 99%.

Selain mengadaptasi teknologi pengelolaan data, Traveloka juga mengaku terus mengikuti regulagi perlindungan data konsumen. Menurutnya, di Asean negara yang sudah fokus untuk menjaga data konsumen adalah Filipina dan Singapura.

“Indonesia juga saya lihat sudah mengarah ke sana, dengan beberapa kebijakan yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Dalam melakukan fraud detection, kami memang sudah menggunakan salah satu produk, tetapi tim internal juga menyiapkan teknologi untuk mengimbangi produk tersebut,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : News Editor
Sumber : JIBI

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper