Bisnis.com, SEMARANG - Kondisi perekonomian di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan tren positif. Hal tersebut terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang berada di atas angka rerata nasional sepanjang kuartal I/2025.
Sri Darmadi Sudibyo, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DI Yogyakarta mengatakan produk domestik regional bruto (PDRB) DI Yogyakarta pada kuartal I/2025 tercatat sebesar 5,11% YoY, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,07% YoY.
"Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa dan nasional yang masing-masing sebesar 4,99% YoY dan 4,87% YoY," jelasnya, Selasa (6/5/2025).
Darmadi menuturkan bahwa dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi di DI Yogyakarta diuntungkan oleh sejumlah momen liburan yang terjadi pada awal tahun. Mulai momen libur panjang dan cuti bersama, hingga perayaan Ramadan dan Idulfitri yang berlangsung pada Maret 2025.
Sementara itu, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masih didukung oleh proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo, tol Jogja-Bawen, Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), serta Jembatan Pandansimo.
"Konsumsi pemerintah juga tetap tumbuh positif, sejalan dengan pembayaran Tunjangan Hari Raya [THR] yang diberikan penuh pada kuartal I/2025, serta belanja barang dan jasa APBD yang mengalami kenaikan 11% dibandingkan tahun lalu," lanjutnya.
Momen libur panjang juga ikut mempengaruhi pertumbuhan PDRB dari sisi lapangan usaha. Beberapa sektor yang terpengaruh signifikan adalah sektor industri pengolahan, pertanian, dan penyediaan akomodasi dan makan minum.
Industri pengolahan mengalami pertumbuhan seiring masuknya wisatawan ke DI Yogyakarta pada momen libur panjang tersebut. Di sisi lain, pada sektor industri pertanian, peningaktan produksi pada komoditas tanaman pangan menjadi pendongkrak kinerja utama pada kuartal I/2025.
"Produksi tanaman perkebunan juga mengalami peningkatan, antara lain pada komoditas kelapa, cengkeh, dan kopi. Serta meningkatnya produksi perikanan darat dan perikanan laut yang menjadi pendorong peningkatan kinerja sektor perikanan," jelas Darmadi.
Darmadi mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi di DI Yogyakarta pada 2025 bisa mencapai target di angka 4,8-5,6% YoY.
Setidaknya, ada tiga faktor yang mendasari keyakinan tersebut, yaitu kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5% pada 2025, implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diperkirakan akan semakin mendorong kinerja sektor pertanian dan industri pengolahan, serta kondisi cuaca yang kondusif seiring berakhirnya fenomena El-Nino.
Lebih lanjut, kondisi perekonomian di DI Yogyakarta yang berhasil tumbuh positif tak lepas dari kian terkendalinya laju Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi di wilayah tersebut.
Baca Juga
Pada April 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan (month-to-month/mtm) di DI Yogyakarta berada di angka 1,67%. Sementara inflasi tahunannya berkisar di angka 2,10% YoY.
"Bank Indonesia DIY bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY mengapresiasi atas kontribusi aktif berbagai pihak yang telah menjalin sinergi dan kolaborasi. Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya," jelas Darmadi.