Bisnis.com, SOLO—Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) fokus menyalurkan dana ke koperasi syariah. Hal ini karena potensi bisnis syariah di Tanah Air mencapai Rp527 triliun atau US$40,6 juta.
Direktur Utama LPDB-KUMKM, Braman Setyo, mengungkapkan jumlah koperasi syariah memang masih lebih sedikit, yakni 3.000 koperasi jika dibandingkan dengan koperasi konvensional yang mencapai 11.000 koperasi. Meski begitu, potensi pasarnya besar dan kualitas pengelolaan koperasi pun tidak kalah jika dibandingkan dengan koperasi konvensional.
“Jateng merupakan salah satu provinsi dengan kualitas koperasi baik di Indonesia sehingga harapannya bisa meraih peluang bisnis syariah Rp527 triliun. Potensi usaha syariah di Jateng cukup besar, yakni sekitar 25%-30% [Rp158 triliun] sehingga peluang pengembangan koperasi syariah sangat besar di sini,” ungkap Bram kepada wartawan di sela-sela acara Sosialisasi Direktorat Pembiayaan Syaraiah LPDB-KUMKM bertajuk Membangun Komitmen dan Kerja Bersama Mengembangkan Keuangan Mikro Syariah Indonesia di The Sunan Hotel Solo, Selasa (26/9/2017).
Dia mengatakan pola pembiayaan syariah berlangsung sejak 2008 dan telah mencapai Rp1,4 triliun hingga 2016. Alokasi penyaluran dana LPDB-KUMKM tahun ini mencapai Rp1,5 triliun yang akan dioptimalkan penyalurannya kepada koperasi sebesar 40% atau Rp600 miliar serta UKM baik langsung maupun melalui lembaga perantara sebesar Rp900 pmiliar atau 60%. Dari alokasi tersebut, sebesar Rp450 miliar dialokasikan untuk pola syariah.
Sejak tahun 2008 sampai 2017 LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp8,49 triliun kepada 1.014.078 UMKM melalui 4.300 mitra yang terdiri dari para pelaku koperasi dan UKM di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak Rp1,4 triliun disalurkan dengan pola syariah.