Bisnis.com, SEMARANG – Konsumen di Jawa Tengah (Jateng) memilih menahan diri untuk bebelanja secara kredit.
Data statistik Otoritas Jasa Keuangan mencatat kenaikan pembiayaan di wilayah ini per Agustus 2017 hanya 1,47%. Atau dari Rp47,14 triliun di September 2016 menjadi Rp47,84 triliun hingga akhir bulan lalu.
Marketing Manager Spektra (FIF Group) Area Jawa Tengah Reza Anggara Sutrisna menuturkan perlambatan dirasakan oleh industri pembiayaan setelah momen Idul Fitri tahun ini. Konsumen seperti kehilangan daya beli. Akibatnya untuk memacu target kredit yang disalurkan perusahaan pembiayaan harus melakukan peningkatan belanja promosi.
“Sekarang biaya promosi naik dua kali lipat,” kata Reza di Semarang, Rabu (27/9/2017).
Dengan upaya menambah beban biaya ini, dia mengatakan hasilnya juga tidak terlalu optimal. Kredit yang disalurkan tetap tumbuh namun pertumbuhannya di bawah ekspektasi yakni berkisar di bawah 5%. “Padahal tahun lalu di periode yang sama kami tumbuh 11%-12%,” katanya.
Dia mengatakan meski ada kenaikan kredit di bawah 5%, akan tetapi segmen yang meningkat justru di pasar premium. Akibatnya perusahaan harus bersaing melalui tawaran bunga yang menarik karena kelas ini lebih peduli dengan besaran cicilan yang dibayarkan.