Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Transportasi di Pekalongan Menuntut Transportasi Daring Bubar

Ratusan awak angkutan umum yang tergabung pada Forum Komunikasi Awak Angkutan Pekalongan atau FKAAP dan pengemudi becak Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berunjuk rasa di depan gedung DPRD setempat, menuntut pembubaran ojek atau angkutan berbasis daring.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, PEKALONGAN – Ratusan awak angkutan umum yang tergabung pada Forum Komunikasi Awak Angkutan Pekalongan atau FKAAP dan pengemudi becak Kota Pekalongan, Jawa Tengah, berunjuk rasa di depan gedung DPRD setempat, menuntut pembubaran ojek atau angkutan berbasis daring.

Unjuk rasa yang diikuti oleh ratusan awak angkutan umum, sopir taksi, dan pengemudi becak itu, mereka secara tertib memarkirkan kendaraannya di kompleks depan gedung DPRD dan Pemkot Peklongan.

Pada aksi tersebut, pengunjuk rasa juga membentangkan sejumlah spanduk yang bertuliskan, antara lain ‘Bubarkan Go-Jek, Grab, dan Transportasi Berbasis Online’, ‘Bubarkan Kantor Go-Jek Ilegal’, dan ‘FKAAD Pekalongan Menolak Angkutan Online’.

Perwakilan Forum Angkutan Umum Kota Pekalongan Makmuri mengatakan keberadaan ojek daring yang sudah berlangsung di Kota Pekalongan selama sekitar dua bulan terakhir ini telah mengakibatkan pendapatan para awak angkutan umum, taksi, dan pengemudi becak turun drastis.

Selama ini, kata dia, para awak angkutan umum beroperasi secera resmi yaitu membayar pajak kendaraan, KIR, dan trayek sedang ojek daring tidak terbebani dengan biaya tersebut.

"Jujur saja, kami merasa dirugikan. Oleh karena itu, kami minta ojek maupun grab dibubarkan atau dilarang beroperasi di Kota Pekalongan," katanya, Senin (2/10/2017).

Menurut dia, sebelum beroperasinya Go-Jek dan grab, para awak angkutan umum mampu mendapatkan pendatan Rp100 ribu per hari, yaitu Rp50.000 untuk disetorkan pada majikan dan Rp50.000 untuk pendapatan sopir.

"Akan tetapi, setelah adanya angkutan daring ini, kami kesulitan menutup setoran, apalagi untuk pendapatan pribadinya. Yang jelas keberadaan angkutan atau tranportasi daring ini telah mematikan keberadaan angkutan umum yang resmi," katanya.

Perwakilan pengemudi becak, Amat Tasuri mengatakan dengan adanya Go-Jek dan grab, para pengemudi becak sepi penumpang. "Bisa dikatakan keberadaan Go-Jek sudah mematikan pendapatan para pengemudi becak. Masyarakat lebih memilih angkutan Go-Jek karena lebih efektif dan murah."

Ia mengatakan awak angkutan umum sudah dua kali melakukan unjuk rasa tetapi hingga kini belum mendapatkan respons positif dari pemangku kepentingan. "Kami berharap unjuk rasa yang dilaksanakan pada hari ini, para anggota DPRD merespons tuntutan awak angkutan umum, termasuk becak, dan taksi," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : News Editor
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper