Bisnis.com, YOGYAKARTA - Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2017 memiliki program mencetak 60 orang petani garam yang akan menggarap lahan garam di Pantai Sepanjang dan Pantai Nguyahan, di Kabupaten Gunung Kidul.
"Mereka yang kami latih adalah istri-istri nelayan dan masyarakat sekitar pantai Sepanjang dan Nguyahan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Sigit Saptorahardjo di Yogyakarta, Kamis (5/10/2017).
Menurut dia, DKP DIY telah mengajukan anggaran khusus untuk melatih 30 calon petani garam di Pantai Sepanjang dan 30 orang di Pantai Nguyahan. Sebagian dari mereka juga sudah ada yang diajak melihat teknik produksi garam di Lombok dan Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
"Sekarang kami masih menunggu anggaran turun. Begitu turun pelatihan langsung kami optimalkan," kata dia.
Meski program pelatihan belum berjalan optimal, 30 orang petani garam di Pantai Sepanjang sudah mulai memproduksi garam. "Karena selama masyarakat di Pantai Sepanjang memang sudah memiliki pengalaman produksi garam," lanjutnya.
Menurut dia, setelah kegiatan produksi garam di Gunungkidul dirasa berhasil, akan disusul realisasi produksi garam di Pantai Trisik Kulon Progo, Pantai Samas dan Depok Bantul.
Kepala Bidang Perikanan DKP DIY Suwarman Partosuwiryo mengatakan dengan tingkat salinitas atau kadar garam yang tinggi, produksi garam yang akan dilakukan di sepanjang Pantai Selatan DIY, khususnya Gunung Kidul, Bantul, dan Kulon Progo ditargetkan mampu menghasilkan garam dengan kualitas premium.
"Selain untuk kebutuhan garam industri, produksi garam memang kami arahkan ke premium dengan harga yang tinggi," kata dia.
Untuk tahap awal, masing-masing titik produksi dibuatkan empat petak garam dengan ukuran 4x6 meter per petak menggunakan tanah Sultan Ground (SG) dan Pakualaman Ground (PAG), khusus untuk di Kulon Progo.
"Produksi garam dengan skala lebih besar kemungkinan baru bisa dimulai pada Februari 2018 karena pada November dan Desember diperkirakan sudah memasuki musim hujan," kata dia.