Bisnis.com, PURWOKERTO – Sistem pembayaran atau transaksi nontunai atau sinona di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, belum mendapat respons bagus.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto Fadhil Nugroho mengatakan sudah hampir satu tahun pihaknya mencoba menerapkan sistem pembayaran nontunai di Pasar Manis, Purwokerto.
“Dengan konsep smart traditional market untuk memberi pilihan cara pembayaran kepada konsumen dengan menggunakan uang elektronik [e-mone]maupun kartu debit. Namun demikian, gerakan tersebut masih belum mendapatkan respons yang bagus," katanya di Purwokerto, Jumat (13/10/2017).
Ia mengatakan hal itu terlihat dari mesin electronic data capture (EDC) yang diletakkan di beberapa lapak pedagang tidak optimal pemanfaatannya.
Menurut dia, beberapa penyebab belum optimalnya sinona di Purwokerto khususnya Pasar Manis, antara lain sebagian besar konsumen yang datang untuk berbelanja lebih memilih belanja secara tunai.
"Kebanyakan dari mereka tidak membawa uang elektronik atau kartu debit saat berbelanja. Ini dikarenakan transaksi yang dilakukan umumnya bernilai kecil, misalnya kurang dari Rp100.000 sehingga lebih praktis secara tunai," jelasnya.
Sementara dari sisi pedagang, kata dia, masih cukup banyak yang menganggap pembayaran dengan uang elektronik maupun kartu debit cukup rumit dan menyulitkan.
Selain itu, lanjut dia, banyak pedagang yang merupakan pedagang kecil dan lebih mengharapkan menerima uang tunai untuk bisa segera dapat dibelanjakan pada hari itu juga, misalnya untuk membeli barang dagangan pada sore harinya ataupun untuk kebutuhan lain.
"Dari sisi teknologi informasi juga masih perlu ditingkatkan keandalannya khususnya dalam hal kecepatan koneksitasnya," kata Fadhil.
Terkait dengan hal tersebut, dia mengatakan Bank Indonesia akan mengkaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya penerapan transaksi nontunai di Pasar Manis.
BI Purwokerto mulai mencoba menerapkan transaksi nontunai di Pasar Manis, Purwokerto, pada tanggal 26 Oktober 2016 dalam rangkaian kegiatan Festival Sinona sebagai upaya mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT).