Bisnis.com, SEMARANG - Nilai Ekspor di Provinsi Jawa Tengah mengalami defisit sekitar US$528 juta jika dibandingkan dengan bulan September yang menunjukkan kenaikan sebesar 6,29%.
Negara yang menjadi pangsa pasar terbesar ekspor Jawa Tengah selama bulan Oktober tahun ini yakni Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok.
Pada pasar Amerika Serikat menyumbang US$115,78 juta, Tiongkok mencapai US$67,26 juta dan Jepang tercapai US$67,16 juta. Peranan ketiga negara tersebut terhadap ekspor Jawa Tengah mencapai 46,85%.
Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Provinsi Jateng Sri Herawati mengatakan, nilai ekspor masih lemah dibandingkan dengan impor karena masyarakat masih banyak tergantung ke beberapa komoditas dari luar negeri.
"BPS Jateng mencatat Impor di Jawa Tengah masih cukup tinggi berkisar US$1.057,72 juta dibandingkan nilai ekspor yang hanya US$529,54 juta. Faktor penyebab terbesar pada sektor migas," ujarnya Rabu (15/11/2017).
Sri menambahkan ekspor di Jawa Tengah ke kawasan ASEAN selama januari mencapai US$512,69 juta sedangkan ekspor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar US$2964,74 juta.
"Industri olahan tekstil, kayu dan bermacam hasil kayu merupakan nilai ekspor tertinggi dan memberikan andil besar di ekspor Jawa Tengah,"ungkapnya.
Sri menuturkan penyumbang defisit terbesar yakni dari sektor migas, karena impor yang cukup besar hingga 40,15% tidak di imbangi dengan ekspor migas yang masih rendah.