Bisnis.com, YOGYAKARTA—Pembangunan Bandara Baru Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA) dinilai mendesak dilakukan kendati sebagian pihak masih menolak.
Pihak yang menolak merupakan sebagian kecil dari warga setempat di Kecamatan Temon. Adapun, PT Angkasa Pura I tetap akan melanjutkan pembangunan bandara yang menjadi salah satu proyek strategis nasional tersebut.
General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan alasan utama adalah masalah Bandara Adisutjipto yang sudah melebihi kapasitas penumpang.
"Kapasitas Bandara Adisutjipto dirancang untuk menampung 1,2-1,5 juta penumpang per tahub, sedangkan saat ini sudah mencapai 7,8 juta penumpang," kata Agus dalam acara Media Site Visit Bandara Adisutjipto, Jumat (26/1/2018).
Kedua, panjang landasan pacu (runway) hanya 2.200 meter, sehingga tidak mampu menampung pesawat berbadan lebar (wide body). Selain itu, apron hanya menampung 11 pesawat.
Ketiga, bandara tersebut merupakan civil enclave milik TNI Angkatan Udara yang telah dibangun sejak 1938 dan dirancang untuk penerbangan militer.
Keempat, pengembangan di Bandara Adisutjipto juga tidak bisa dilakukan karena terhambat keterbatasan lahan dan kendala alam.
Terakhir, lanjutnya, Yogyakarta merupakan kota kunjungan wisata kedua setelah Bali.