Bisnis.com, SLEMAN—Dari berbagai indikasi yang muncul belakangan ini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi sedang mengarah ke erupsi efusif, dan bukan seperti letusan eksplosif dahsyat pada 2010 lalu.
"Sekarang [Gunung Merapi] menuju [erupsi] efosif, karena adanya indikasi yang sangat lemah. Jadi dari deformasi sedikit sekali. Artinya si magma itu menuju permukaan pelan sekali. Jadi magmanya encer dan ke permukaan dengan meleleh," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat jumpa pers, Jumat (25/5/2018).
Erupsi efusif, lanjut Hanik, adalah erupsi yang dicirikan pengeluaran magma menuju permukaan dengan cara meleleh atau penghancuran kubah lava. Letusan jenis ini biasanya tidak disertai ledakan. Kalau pun ada ledakan, itu hanya sesekali dan tidak besar. Hal ini disebabkan karena tidak adanya tekanan gas yang tinggi dari dalam gunung.
Kondisi Gunung Merapi saat ini, sambung Hanik, kemungkinan besar akan mengakibatkan terbentuknya kubah lava. Jika tekanan dari bawah masih kuat, maka akan terjadi erupsi magmatik. Letusan yang mungkin terjadi diperkirakan sama dengan erupsi Gunung Merapi tahun 2002 dan 2006.
"Kecenderungannya akan terjadi erupsi efusif, karena tidak ada deformasi yang siginifikan. Ini terjadi karena magma berjalan pelan sehingga tidak cukup kuat mendorong tubuh api. [Erupsinya] sangat jauh berbeda dengan 2010. Tapi parameter-parameter itu akan terus kami pantau. Jika ada perkembangan akan disampaikan," jelas Hanik.