Bisnis.com, SEMARANG--Industri penunjang di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing dari produk-produk manufaktur yang dihasilkan.
Wakil Ketua Bidang Investasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng Bernardus Arwin mengatakan produk-produk manufaktur menjadi unggulan Jateng saat ini.
Dia menyebut hampir 2/3 ekspor Jateng disumbang dari industri manufaktur.
"Jateng kuat di manufaktur. Ini jadi target menarik bagi investor dan perlu kita dorong terus," ujarnya, dikutip Rabu (25/7/2018).
Namun, dia menilai dukungan industri penunjang dalam negeri masih perlu ditingkatkan. Pasalnya, konten barang-barang penunjang umumnya masih impor.
"Yang dibutuhkan bukan hanya industri utamanya saja, tapi juga industri penunjangnya. Supporting industry kita masih banyak impor, sehingga mengurangi nilai competitiveness dari produk akhir kita," katanya.
Baca Juga
Menurutnya, apabila bahan baku industri manufaktur bisa dihasilkan di dalam negeri, maka ongkos produksi pun bisa semakin efisien.
Arwin menjelaskan momentum kurs mata uang saat ini tidak bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh eksportir produk-produk manufaktur dari dalam negeri. Pasalnya, bahan bakunya masih banyak yang impor.
"Dari kurs, eksportir gak serta merta untung gede karena tergantung local content," tuturnya.
Selain itu, Arwin juga menyoroti perlunya sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk menunjang pengembangan industri manufaktur di Jateng.
Dia mencontohkan beberapa perusahaan telah merelokasi pabriknya ke Jateng.
Namun, pemenuhan tenaga terampil masih belum memadai.
Di sisi lain, masih ada angka pengangguran yang melebihi jumlah kekosongan tenaga terampil tersebut.