Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disnakertrans Jateng Jaring 18 Tenaga Kerja Asing Ilegal

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah mengungkapkan telah menemukan 18 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang tidak mempunyai izin. Temuan ini, adalah hasil sidak dari PT Jiale Indonesia Textile dan PLTU Tanjung Jati Jepara Rabu (1/8).
Ilustrasi Tenaga kerja asing di sebuah pabrik./Ilustrasi
Ilustrasi Tenaga kerja asing di sebuah pabrik./Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah mengungkapkan telah menemukan 18 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang tidak mempunyai izin. Temuan ini, adalah hasil sidak dari PT Jiale Indonesia Textile dan PLTU Tanjung Jati Jepara Rabu (1/8). 

Kepala Disnakertrans Jateng Wika Bintang mengatakan, 18 TKA yang terkena sidak semuanya merupakan karyawan dari PT Jiale Indonesia Textile. Pasalnya ketika sidak di PLTU Tanjung Jati tak menemukan TKA ilegal. Dari data Kemenaker ada 137 TKA yang bekerja di PT Jiale Indonesia Textile.

"Akan tetapi, perusahaan itu bilang cuma ada 52 TKA dari China (Tiongkok). Dan hanya 34 diantaranya yang ada IMTA-nya (Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing). Sisanya, perusahaan tak bisa tunjukkan," ujar Wika di kantornya, Kamis (2/8/2018).

Wika menambahkan, pihaknya meminta perusahaan untuk segera membenahi dokumen yang tidak sesuai tersebut. Dia memaparkan, telah berkoordinasi dengan Ditjen Imigrasi mengenai permasalahan TKA ilegal.

Adapun, jenis pelanggaran lain yang ditimpai. Macam TKA yang tak bisa atau tidak fasih berbahasa Indonesia dan tak memiliki sertifikat kemampuan berbahasa Indonesia. Sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Gubernur tahun 2015.

Kemudian lokasi pengurusan perpanjangan IMTA yang dilakukan di Jakarta, padahal seharusnya di Jepara. Dan terakhir, soal TKA yang tertangkap merupakan karyawan biasa tanpa memiliki keahlian tertentu.

Sementara di PLTU Tanjung Jati, sidak dilakukan ke seluruh enam proyek instalasi. Dimana berdasar data ada 75 TKA bekerja di sana. Meski pada proyek instalasi 1-4 dinyatakan beres, dua sisanya menjadi perhatian Wika dan jajarannya.

"Perusahaan bilangnya TKA dari Korea, Jepang, dan Afrika Selatan. Tapi, rekan-rekan di lapangan ternyata menemui ada yang dari Thailand. Nah ini yang akan kami dalami," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper