Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang menjajaki kerjasama dengan Malaysia untuk mengembangkan potensi wisata religi. Pasalnya, Semarang mempunyai jejak peradaban penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mrngatakan, setelah sebelumnya menjajaki kerjasama dengan Tiongkok untuk mengembangkan wisata Sam Poo Kong, kini dirinya kembali menjajaki kerjasama dengan Malaysia untuk mengembangkan wisata sejarah Wali Songo di Kota Semarang.
Hendi pun menyambut baik datangnya perhatian dari negara tetatangga Indonesia tersebut. Di sisi lain dirinya yakin bila pertemuan tersebut juga dapat menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Malaysia.
Baca Juga
"Yang pasti saya menyambut baik perhatian yang diberikan oleh sedulur-sedulur dari negara tetangga pada hari ini, harapannya ada sebuah sejarah yang dirajut bersama dengan adanya penjajakan kerjasama ini. Harapannya ada sebuah sejarah yang bisa kita rajut bersama untuk semakin mempererat hubungan antara Malaysia dan Indonesia, khususnya Kota Semarang," ujarnya Senin (20/8/2018).
Dalam beberapa referensi sejarah sendiri memang banyak yang menuliskan jika Kesultanan Kelantan di Malaysia memiliki benang merah dengan Wali Songo sebagai penyebar Islam di tanah Jawa. Syekh Jumadil Kubro disebutkan merantau ke Kelantan pada tahun 1349 Masehi lalu menikahi putri keluarga Diraja Imperium Chermin (Kelantan Purba). Dasar sejarah itulah yang kemudian coba dirajut kembali oleh Hendi untuk semakin mengembangkan wisata reiligi di Kota Semarang.
Menurutnya, bila wisata religi menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan kepada wisatawan untuk berkunjung di Kota Semarang. Bagaimana tidak, di kota lumpia tersebut berdiri dengan serasi rumah-rumah ibadah dari 6 agama di Indonesia yang masing-masingnya memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri untuk dikunjungi.
Sebut saja Masjid Taqwa Sekayu yang dibanguna pada tahun 1413 dan merupakan Masjid tertua kedua di Indonesia. Selanjutnya juga ada Gereja Kristen tertua di Indonesia yaitu Gereja Blenduk yang dibangun pada tahun 1753. Tak hanya itu, lainnya seperti Gereja Gedangan, Pura Agung Giri Natha, Vihara Buddhagaya Watugong, Klenteng Sam Poo Kong dan rumah-rumah ibadah lainnya di Kota Semarang juga selalu ramai dikunjungi.
Namun Wisata Religi di Kota Semarang tak hanya tentang rumah-rumah ibadah bersejarah saja. Ibu Kota Jawa Tengah tersebut juga menyimpan sejarah religi pada sejumlah lokasi petilasan serta makam-makam tokoh agama yang terdapat di Kota Semarang.
Dia mencontohkan, petilasan Sunan Kalijaga di Goa Kreo Semarang, Makam Ki Ageng Pandanaran, Makam Al-Habib Hasan Bin Thoha Bin Yahya, Makam Kyai Sholeh Darat, hingga Makam Syekh Jumadil Kubro yang banyak disebut sebagai bapak dari Wali Songo.
Sementara itu, Perwakilan pengelola yayasan, Mohamad Sahrulnizam MR mengungkapkan bahwa kedatangannya ke Kota Semarang didorong oleh rasa persaudaraan sebagai keluarga besar untuk dapat saling mendukung dalam berbagai hal.
"Kita berpegang pada Hadist Nabi, Khairunnas anfa’uhum linnas, sebaik-baik manusia yang memberikan manfaat bagi orang lain. Dan hari ini kita daripada keturunan yang sama, kita punya wawasan, visi, dan misi yang sama", jelasnya.