Bisnis.com, SEMARANG--Para pebisnis di industri tekstil masih berhati-hati dalam menyiapkan investasi baru dan lebih memilih untuk mengoptimalkan kapasitas produksi yang sudah ada.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Dedi Mulyadi Ali mengatakan para pengusaha saat ini tengah fokus untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitasnya.
Pasalnya, kendati permintaan dari pasar cenderung meningkat, beberapa faktor eksternal masih membebani ongkos produksi.
"Pengusaha berpikir bagaimana agar tetap bertahan. Ada yang wait and see, ada yang wait and worry untuk investasi jangka panjang," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (18/9/2018).
Dia menuturkan nilai tukar rupiah menjadi salah satu tantangan terbesar dari sisi ongkos produksi. Pasalnya, sebagian besar bahan baku untuk industri tekstil masih diimpor.
Dedi menilai, hal tersebut tidak akan menekan eksportir terlalu keras. Adapun para pengusaha yang hanya memiliki pasar di dalam negeri bakal sangat kesulitan.
Baca Juga
"Eksportir masih bisa bertahan karena ada gain dari selisih kurs. Yang lokal itu yang jadi masalah. Ini agak susah karena mungkin sampai akhir tahun rupiah ini masih melemah," tuturnya.