Bisnis.com, SEMARANG--Barang dari kayu, termasuk kerajinannya, menjadi penyumbang surplus terbesar bagi neraga perdagangan Jawa Tengan sepanjang periode Januari-Agustus 2018.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, nilai ekspor kelompok komoditas tersebut dalam delapan bulan mencapai US$US$678,84 juta.
Nilai ekspor tersebut berada di bawah tekstil yang mencetak nilai US$1,92 miliar.
Namun, dibandingkan dengan tekstil yang nilai impornya mencapai US$1,45 miliar, impor kelompok komoditas kayu hanya senilai US$34,99 juta.
Alhasil, surplus dari kelompok komoditas kayu menjadi yang tertinggi dengan nilai mencapai US$643,85 juta mengungguli tekstil di peringkat kedua dengan US$466,54 juta.
Selain dua kelompok komoditas tersebut, ada lima kelompok lainnya yang menyumbang surplus, yakni binatang hidup dan produk hewani, minyak dan lemak hewani atau nabati, produk kulit, produk-produk seperti alas kaki, tutup kepala, payung, tongkat, dan sejenisnya, serta barang-barang hasil pabrik.
Baca Juga
Adapun alas kaki dinilai menjadi produk yang bisa diandalkan untuk ikut menopang neraca perdagangan Jateng.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng Arif Sambodo mengatakan perkembangan industri alas kaki semakin baik.
Bahkan, bersama tekstil dan kayu, alas kaki saat ini menjadi produk andalan Jateng untuk diekspor.
"Andalan tetap di tekstil sama produk kayu, tapi ada yang mengalami peningkatan cukup baik, yaitu alas kaki," katanya kepada Bisnis, dikutip Selasa (25/9/2018).