Bisnis.com, SEMARANG—Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah menilai pemerintah perlu mendorong industri manufaktur mikro dan kecil agar dapat meningkat sehingga dapat mengurangi kemiskinan di Jawa Tengah.
Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Jateng Totok Tavirijanto, mengungkapkan saat ini jumlah industri manufaktur mikro dan kecil di Jawa Tengah mencapai ratusan ribu. Kondisi ini memperlihatkan banyak masyarakat yang bergantung pada industri mikro dan kecil.
“Ini pekerjaan rumah pemerintah bagaimana mem-push industri mikro dan kecil agar bisa meningkat,” kata Totok di Semarang, Jumat (1/2/2019).
Dia menjelaskan, kelompok industri mikro dan kecil merupakan kelompok industri yang cukup rawan terhadap terhadap kondisi di lapangan.
Sepanjang tahun lalu, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah mencatat produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Jawa Tengah pada 2018 mengalami kenaikan sebesar 2,88% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
BPS mencatat, pertumbuhan tersebut cukup signifikan dibandingkan dengan 2017 yang tercatat minus 3,35%.
Baca Juga
Totok mengungkapkan kelompok industri karet, barang dari karet dan plastik merupakan yang terbesar mengalami pertumbuhan sepanjang 2018.
“Perubahan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Jawa Tengah pada 2018 terhadap tahun sebelumnya menunjukkan kenaikan sebesar 2,88%,” katanya.
Dia menjelaskan, produksi industri karet, barang dari karet dan plastik tercatat tumbuh 30,09% sepanjang tahun lalu. Kemudian, industri percetakan dan reproduksi media rekaman yang naik 26,15%, serta industri peralatan listrik sebesar 20,86%.
Menurut Totok produksi industri karet, barang dari karet dan plastik dapat mengalami pertumbuhan pada Januari—Desember 2018 lantaran terdorong oleh banyaknya mainan anak-anak di Jawa Tengah.