Bisnis.com, SEMARANG – Kenaikan tarif surat muatan udara (SMU) yang diberlakukan berbagai maskapai penerbangan, ternyata tidak berpengaruh pada menurunnya lalu lintas muatan kargo di Bandara Ahmad Yani Semarang.
Pelaksana Tugas General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Cecep Marga Sonjaya, mengatakan sejak terminal kargo baru diresmikan, respons dari para pengusaha dinilai sangat positif karena kapasitas angkut mengalami kenaikan 50 ton perhari.
"Kapasitas angkut tidak terlalu berpengaruh dengan kanaikan SMU, rata-rata perhari ada sekitar 50 ton barang logostik yang masuk ke terminal kargo yang baru,” katanya Minggu (24/2/2019).
Kenaikan SMU sendiri membuat Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Expres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) menaikkan tarif ongkos kirim kepada masyarakat. Namun menurut Cecep, meski mengalami kenaikan SMU, perkembangan kargo Bandara Ahmad Yani Semarang cukup baik.
"Angka 50 ton perhari adalah angka normal, tidak ada penurunan,karena kapasitas gudang kami per tahun 60.000 ton, jadi ketika per hari 40 sampai 50 ton, masih ditaraf normal," ungkapnya.
Bahkan, saat ini, ujar Cecep, pihaknya masih terus mengkaji SMU tersebut, untuk meningkatkan jumlah kargo per harinya.
Cecep mengatakan jika PT Angkasa Pura I Kantor Cabang Jenderal Ahmad Yani Semarang serta Angkasa Pura Logistik menggandeng Asperindo untuk meningkatkan kargo yang masih di ukuran normal.
"Misalnya adalah bekerjasama dengan eksportir, agar kargo dari Semarang bisa dikirim ke luar negeri, misalnya Singapura, Thailand, dan Malaysia,” tuturnya.
Menurut dia, kerja sama dengan berbagai pihak tersebut bisa mengangkat pemenuhan logistik di terminal kargo, karena lebih efisien dan cepat untuk pengiriman logistik dari dan keluar negeri.
"Pengiriman logistik jika lewat udara pasti lebih cepat, kami akan terus berupaya untuk hal ini bisa teredam, dan juga meningkatkan semua kargo yang ada Angkasa Pura Logistik,” katanya.