Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pinsar Pedagang Jateng : Soal Harga Daging Ayam, Belum Ada Solusi

Pinsar Pedaging Jawa Tengah menyatakan hingga saat ini belum ada solusi dari pemerintah terkait dengan penurunan harga daging ayam hidup.
Pedagang memotong daging ayam./Bisnis-Rachman
Pedagang memotong daging ayam./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, SOLO – Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Pedaging Jawa Tengah menyatakan hingga saat ini belum ada solusi dari pemerintah terkait dengan penurunan harga daging ayam hidup.

"Solusi masih tidak jelas, ngambang karena memang di lapangan terjadi kelebihan suplai," kata Ketua Pinsar Pedaging Jawa Tengah Parjuni di sela rapat koordinasi dengan Kementerian Pertanian di Solo, Kamis (28/2/2019).

Ia mengatakan harga ayam lepas kandang mengalami penurunan yang cukup signifikan, yaitu hanya Rp15.000/kg hidup dari sebelumnya Rp18.500/kg.

Menurutnya, pada rapat tersebut para peternak meminta agar pemerintah bisa memberikan solusi terkait terjadinya suplai yang berlebihan. Dengan demikian, diharapkan harga jual bisa terkendali.

"Sejauh ini dari pemerintah menyatakan kalau mau menaikkan harga butuh waktu yang lebih panjang, paling tidak satu minggu hingga 10 hari," katanya.

Dengan begitu, ujarnya, peternak masih harus menanggung kerugian hingga 10 hari ke depan atau sepanjang belum ada perubahan harga oleh pemerintah.

Menurut dia, langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan suplai yang berlebihan ini di antaranya mengimbau pabrikan mengurangi indukan atau menjual telur ke bawah atau pedagang.

"Dalam hal ini pemerintah yang memberikan instruksi. Selama tidak ada kontrol di suplai maka akan terjadi lagi kondisi demikian," ucapnya.

Sementara itu, untuk kelebihan suplai sebetulnya sudah terjadi sejak tahun 2017. Ia mengatakan dari 2017 ke 2018 terjadi kenaikan produktivitas hingga 7 persen.

"Kenaikan yang lebih tajam terjadi pada tahun 2018 ke 2019 yang naik 16,23 persen. Secara nasional rata-rata tahun lalu produksi mencapai 60 juta ekor/minggu. Angka ini melebihi kebutuhan pasar hingga 10 persen," tuturnya.

Oleh karena itu, dia meminta agar pemerintah bisa segera memberikan solusi terkait penurunan harga tersebut mengingat kerugian yang dialami peternak saat ini di kisaran Rp5.000-6.000/ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper