Bisnis.com, SEMARANG—Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan kinerja pendapatan para pelaku usaha truk pada Mei 2019 mengalami penurunan sekitar 10%—20% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Wakil Ketua DPD Aptrindo Jateng & DIY Bambang Widjanarko, mengungkapkan para pelaku usaha angkutan barang truk yang kesulitan mencari muatan lebih banyak pada Mei 2019 dibandingkan dengan Mei 2018.
“Kinerja truk Mei tahun ini turun 10%—20% dibanding tahun lalu,” kata Bambang kepada Bisnis, Rabu (19/6/2019) malam.
Dia menjelaskan, kondisi tersebut dapat terjadi mengingat para pemilik barang atau pabrik mengerem produksinya pada Mei 2019.
Menurutnya, perlambatan produksi yang terjadi lantaran para pemilik barang masih wait & see setelah gelaran pemilihan umum dilakukan pada April tahun ini.
“Karena adanya efek perlambatan produksi pabrik akibat suasana panas seputar pemilu [Pemilihan umum],” katanya.
Sementara itu, dia menambahkan, pihaknya mengapresiasi kondisi arus lalu lintas yang terjadi pada masa lebaran tahun ini.
Menurutnya, penurunan jumlah kecelakaan yang terjadi selama masa angkutan lebaran tahun ini, baik pada masa mudik maupun arus balik, cukup menggembirakan.
“Minimal tekad pemerintah menggaungkan tagline ‘zero accident’ ada kemajuannya,” katanya.
Dia menilai, kecelakaan yang masih terjadi disumbangkan oleh beberapa faktor klasik seperti kelelahan pengemudi, rasa kantuk, tidak terbiasa atau menguasai reknik mengemudi antarkota, rem blong, dan ban meledak.