Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Kemarau, Empat Kabupaten di Jateng Kekurangan Air Bersih

Kabupaten Boyolali, Temanggung, Klaten, dan Pati meminta bantuan air bersih karena sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya.
Ilustrasi-Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Ilustrasi-Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, SEMARANG - Sedikitnya empat kabupaten di Jawa Tengah kekurangan air bersih untuk kebutuhan masyarakat.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng Sudaryanto mengatakan, empat kabupaten tersebut yakni Kabupaten Boyolali, Temanggung, Klaten, dan Pati. Empat wilayah itu mengalami kekeringan cukup parah pada musim kemarau tahun ini. 

"Kabupaten Boyolali, Temanggung, Klaten, dan Pati meminta bantuan air bersih karena sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bersih bagi warganya," kata Sudaryanto, Selasa (16/7/2019).

Sudaryanto menjelaskan, empat kabupaten tersebut masuk dalam kelompok 14 kabupaten/kota yang menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih. 

Menurut Sudaryanto, kabupaten/kota yang dana tanggap daruratnya sudah habis dan tidak punya dana untuk mengatasi dampak kekeringan bisa mengajukan permohonan bantuan air bersih ke pemerintah provinsi melalui BPBD Jawa Tengah.

"Tahun ini kami telah menganggarkan Rp320 juta untuk pengadaan 1.000 tangki air bersih guna memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Sudaryanto menambahkan, Pemprov Jateng BPBD dan dinas terkait di Jawa Tengah sudah memetakan daerah-daerah yang berpotensi menghadapi kekeringan selama musim kemarau tahun ini.

Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan pemerintah provinsi, 1.319 desa di 287 kecamatan di 31 kabupaten/kota di Jawa Tengah rawan mengalami kekeringan. 

"Sebanyak 545.851 keluarga yang terdiri atas 2.056.287 orang di wilayah tersebut sudah menghadapi dampak kekeringan," kata Sudaryanto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper