Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penduduk Miskin di Jateng Capai 3,74 Juta Orang

Angka tersebut berkurang 124,2.000 orang dibandingkan dengan kondisi September 2018 yang sebesar 3,87 juta orang

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat pada bulan Maret 2019 jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 3,74 juta orang.

Angka tersebut berkurang 124,2.000 orang dibandingkan dengan kondisi September 2018 yang sebesar 3,87 juta orang 

Apabila dilihat dari persentase jumlah penduduk, total penduduk miskin hingga Maret 2019 tercatat 10,80% atau menurun dibandingkan tahun sebelumnya 11,19%.

Adapun, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2018 sebesar 9.67%, turun menjadi 9,20% pada Maret 2019. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan juga turun dari 12,80% pada September 2018 menjadi 12,48% pada Maret 2019.

Selama periode September 2018 Maret 2019, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan juga berkurang sebanyak 75,6 ribu orang (dari 1,71 juta orang pada September 2018 menjadi 1,63 juta orang pada Maret 2019).

"Sementara di daerah perdesaan juga mengalami penurunan sebanyak 48,6 ribu orang (dari 2,16 juta orang pada September 2018 menjadi 2.11 juta orang pada Maret 2019)," ujar Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono melalui keterangan resmi Selasa (16/7/2019).

Dikatakan, komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan memberikan peran jauh Iebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). 

"Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2019 tercatat sebesar 73,66%. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2018 yaitu sebesar 73,48%," tuturnya.

Ditambahkan, jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan antara Iain beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, dan gula pasir. 

Sementara itu, untuk komoditi bukan makanan yang besar pengaruhnya antara Iain perumahan, bensin, Iistrik, pendidikan, dan pedengkapan mandi. 

"Pada periode September 2018 Maret 2019, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) cenderung mengalami penurunan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper