Bisnis.com, WONOGIRI—Tepuk tangan bergemuruh di Alun-alun Giri Krida Bakti, Wonogiri, saat para pengunjung pembukaan Pesta Rakyat Jawa Tengah 2019 menyaksikan Tari Kethek Ogleng.
Mengenakan kostum kera putih, ratusan siswa SMKN 2 Wonogiri kompak menampilkan kesenian khas daerah mereka.
Diiringi tabuhan gamelan, para penari lincah melompat ke kanan dan kiri, mengayunkan tangan, sembari berekspresi lucu. Penampilan mereka itu sukses membuat tawa pengunjung pecah.
Tari Kethek Ogleng mengisahkan seekor kera jelmaan Raden Panji Asmorobangun, putera Raja Kediri, dan kekasihnya, Dewi Sekartaji yang tak lain adalah putri dari Raja Jenggala. Raja Jenggala bermaksud menikahkan putrinya dengan pria lain yang dipilihnya.
Ketika Dewi Sekartaji tahu akan dinikahkan dengan laki-laki pilihan ayahandanya yang tidak dia cintai, dia diam-diam meninggalkan Kerajaan Jenggala tanpa sepengetahuan sang ayah dan seluruh orang di kerajaan.
Mendengar berita menghilangnya Dewi Sekartaji, Raden Panji Asmorobangun memutuskan untuk mencari sang kekasih. Untuk mengelabuhi penduduk agar bebas keluar masuk desa dan hutan, maka Raden Panji Asmorobangun pun menjelma menjadi seekor kera putih yang lincah dan lucu.
Konon, popularitas Tari Kethek Ogleng yang kini dikenal sebagai kesenian khas Wonogiri tidak lepas dari kiprah Mbah Samijo. Semasa hidup, warga Desa Tempursari, Kecamatan Sidoharjo itu gemar mementaskan Tari Kethek Ogleng hingga tersohor seperti saat ini.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen yang turut hadir pada Pembukaan Pesta Rakyat Jawa Tengah 2019 itu kagum dengan penampilan atraktif para penari Kethek Ogleng.
Gus Yasin, sapaan akrabnya menjelaskan, kesenian khas Kabupaten Wonogiri itu dapat menjadi magnet bagi wisatawan untuk melancong ke daerah.
“Ketika melihat Tari Kethek Ogleng, saya dan Mas Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) ngobrol, wah ini luar biasa. Bagaimana kalau kita tayangkan lagi, kita undang peserta lebih banyak, dengan kolaborasi lebih indah untuk menarik wisatawan tentunya supaya mereka datang itu penasaran,” jelasnya dalam siaran pers, Sabtu (24/8/2019).
Beberapa mahasiswa asing asal Arab Saudi, Libya, Afrika, dan Timor Leste yang menyaksikan Pesta Rakyat bahkan dibuat terpesona dengan pertunjukan kesenian daerah tersebut.
Gus Yasin menuturkan, mereka antusias menyaksikan rangkaian acara pesta rakyat hingga selesai agar dapat melihat beragam keunikan seni dan budaya asli Jawa Tengah.
“Ada teman-teman dari Saudi Arabia, Libya, Afrika, Timor Leste yang datang. Mereka senang sekali dan akan mengikuti gelaran pesta rakyat ini sampai selesai,” terangnya.
Selain Kethek Ogleng, kesenian khas Kabupaten Wonogiri lainnya yang ditampilkan adalah Tari Dolanan Blarak. Tiga orang siswi SDN 1 Wonogiri, yaitu Debora, Nadine, dan Reta giat berlatih selama sebulan terakhir demi bisa tampil sebaik mungkin.
Tiga penari cilik itu tampil secara lincah sembari membawa wayang dari anyaman daun kelapa. Di sela-sela tarian, celotehan mereka menggunakan Bahasa Jawa memancing gelak tawa para pengunjung.
Eny Sulistyowati, guru SDN 1 Wonogiri yang turut mendampingi para penari cilik itu menjelaskan, Tari Dolanan Blarak itu bercerita tentang permainan tradisional yang menjadi favorit anak-anak pada masa silam.
Berbekal kreativitas, daun kelapa dianyam atau disusun sedemikian rupa sehingga menjadi alat bermain. Tari Dolanan Blarak yang ditampilkan oleh siswinya berhasil menjadi juara I lomba tingkat kabupaten.
"Blarak itu daun kelapa. Dulu biasanya anak-anak memanfaatkan blarak untuk bermain. Sederhana tapi istimewa," tuturnya.
