Bingung Mau Jadi Investor atau Trader? Ini Solusinya

Bisnis.com, SEMARANG—Dalam berinvestasi saham, mafhum diketahui istilah investor dan trader. Hal ini mengacu kepada orientasi waktu dan tujuan berinvestasi.

Tipe investor ialah yang memilih portofolio saham untuk jangka panjang dalam rentang waktu tertentu. Prinsipnya mirip seperti menabung.

Sebagai contoh, investor ingin menabung saham selama 10 tahun, dan mengambil keuntungan untuk bekal pensiun nanti.

Atau mungkin ada yang berinvestasi saham dan mengambil keuntungan dalam jangka waktu 5 tahun, sebagai ongkos pendidikan anak masuk sekolah.

Adapun, tipe trader adalah yang memilih portofolio saham untuk jangka pendek. Mereka memilih untuk mengambil keuntungan, misalnya dalam waktu harian. Ketika harga turun beli, saat mencapai target kenaikan langsung profit taking.

Menurut Kepala Kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Semarang Fanny Rifqi menyampaikan, sebetulnya ada cara bagi nasabah yang ingin berinvestasi dengan gaya investor jangka panjang, ataupun trader jangka pendek.

“Walaupun BEI lebih menekankan soal gaya investasi seperti menabung, ada juga nasabah yang memilih gaya trader dalam bertransaksi. Artinya, mereka akan memantau saham untuk mereguk untung dalam jangka pendek,” paparnya, Rabu (28/8/2019).

Cara menjadi investor sekaligus trader adalah dengan menaruh portofolio suatu saham di dua sekuritas yang berbeda. Jadi, nasabah bisa memeroleh kentungan untuk jangka panjang dan pendek.

“Misalnya ada yang pegam saham BBRI sebesar 50 lot melalui sekuritas A untuk investasi jangka panjang. Dia juga beli saham BBRI sebanyak 50 lot di sekuritas B untuk trading. Jadi sebetulnya dia punya 100 lot, yang memiliki strategi pengelolaan portofolio yang berbeda,” imbuhnya.