Bisnis.com, SEMARANG – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah mengungkapkan 90% Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Jateng karena ulah manusia.
Kepala DLHK Jateng Teguh Dwi Paryono mengatakan kebanyakan Karhutla terjadi saat masyarakat saat membuka lahan. Kendati demikian, karena tidak dipantau api tertiup angin dan akhirnya membesar.
Teguh mencontohkan salah satu kejadian yang diduga ulah manusia adalah kebakaran di Gunung Merbabu yang hingga hari ini tak kunjung padam. Merbabu terdapat tempat melakukan ritual.
Orang datang ritual membawa sajen dan kemudian membakar hio atau dupa, yang kemudian ditinggal dalam keadaan masih menyala.
"Nah di Merbabu itu rata-rata pohon Pinus yang getahnya menghasilkan Gondorukem atau minyak terpentin, makanya api lebih cepat membesarnya dan lama," kata Teguh.
Sementara terkait pemadaman, Teguh membenarkan penundaan penggunaan Water Bombing untuk memadamkan kebakaran di Gunung Merbabu.
Baca Juga
"Kita sudah upayakan ke Dirjen Kehutanan juga untuk bisa menganggarkan supaya bisa pakai chopper. Tapi pusat masih fokus untuk Sumatra dan Kalimantan. Jadi kita maksimalkan secara manual," ujarnya.
Sementara itu, Teguh membeberkan luasan yang terbakar di Gunung Merbabu telah mencapai 468 hektare. Sementara, kebakaran teranyar yang melanda kawasan di Gunung Sumbing, wilayah Temanggung belum dipetakan.
"Merbabu itu kemiringan medannya jadi kendala. Api bukan dari atas ke bawah, tapi dari bawah ke atas. Kita berdoa semoga lekas hujan dan padam," kata Teguh.
Terkait adanya warga Boyolali yang terdampak akibat kebakaran di Gunung Merbabu, Teguh memastikan pihaknya sudah mendata. Namun, dia mengelak sebutan krisis air akibat kebakaran.
"Pipa PDAM tidak terdampak, yang terdampak itu milik warga yang kebetulan tidak dipendam dan berada di tebing dan mengalirkan dari Tuk Sipendok. Sementara masih aman dan warga juga turut membantu pemadaman," tegasnya. (k28)