Bisnis.com, SEMARANG—Persentase kasus stunting terhadap balita di Kabupaten Blora cenderung menurun. Pada 2019, persentase mencapai 8,2 persen, berkurang pesat dari 2018 sebanyak 32 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Blora Komang Gede Irawadi mengapresiasi capaian akselerasi penurunan angka stunting di Blora, sehingga berhasil menduduki peringkat satu se-Jawa Tengah.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan dalam 5 tahun sekali, diketahui pada 2018 prevalensi stunting Kabupaten Blora turun ke angka 32 persen, dari 55,1 persen pada 2013.
“Sedangkan berdasarkan data hasil kegiatan rutin penimbangan serentak balita bulan Februari dan Agustus 2019, stunting Kabupaten Blora tahun tahun ini menurun drastis menuju 8,2 persen,” paparnya, Rabu (13/11/2019).
Meskipun angka stunting sudah turun, tetapi upaya pencegahan dan penanggulangannya harus terus dilakukan. Penanganan dapat dilakukan hingga ke tingkat desa.
“Intervensi pemerintah hingga ke tingkat desa sangat diperlukan. Kuncinya tiga, harus berani inovatif dalam menyusun program, kreatif dalam melaksanakan program, dan berani melakukan replikatif. Dengan demikian, sasaran penanggulangan stunting bisa benar-benar merasakan manfaatnya,” tuturnya.
Di samping prestasi dalam stunting, Kabupaten Blora juga mendapat Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 100 persen pada 2019 dari Kemenkes.
Angka Stunting di Blora Menurun ke 8,2 Persen
Persentase kasus stunting terhadap balita di Kabupaten Blora cenderung menurun. Pada 2019, persentase mencapai 8,2 persen, berkurang pesat dari 2018 sebanyak 32 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium