Bisnis.com, JOGJA - Cuaca panas dan hawa sumuk dalam beberapa waktu terakhir di DIY mendatangkan rezeki bagi penjual kipas angin.
Pemilik toko elektronik Eldorado di Jalan Gejayan, Yosef, mengatakan kipas angin yang dia jual laris belakangan ini. “Penjualan kipas memang naik sekitar 30%. Kebanyakan mahasiswa yang beli,” kata Yosef, Selasa (3/12/2019).
Menurut dia, produk kipas angin sedikit berbeda dengan produk elektronik lainnya. Peningkatan penjualan tidak hanya saat masuk tahun ajaran baru, tetapi juga saat hawa sangat gerah seperti beberapa hari terakhir ini.
Salah seorang mahasiswa salah satu universitas di Jogja, Mila mengungkapkan ia membeli kipas karena memang merasakan suasana panas akhir-akhir ini. “Gerah sekali akhir-akhir ini. Sudah ada kipas angin, tetapi rusak. Jadi beli yang baru,” ucapnya.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Jogja Djoko budiyono mengungkapkan hasil pengamatan suhu udara dalam beberapa hari ini di wilayah DIY berkisar 25 sampai dengan 33 derajat Celsius. Suhu minimum di malam hari mencapai 25 derajat Celsius, dan suhu maksimum siang hari 33 derajat Celsius.
“Di masa-masa pancaroba atau masa peralihan musim seperti saat ini, kondisi ini normal terjadi. Hal ini didukung oleh tingkat kelembapan udara yang cukup tinggi saat ini berkisar 62-92%. Dengan tingkat kelembapan yang tinggi, pertumbuhan awan akan mulai meningkat, pembentukan awan dapat pula menyebabkan hawa gerah,” katanya.
Kebaradaan awan menyebabkan radiasi kembali ke permukaan Bumi dan tak bisa lepas ke atmosfer. “Akibatnya suhu udara di Bumi menjadi panas,” ucapnya.
Secara umum hawa sumuk akan berkurang bila hujan sudah turun secara merata.
Pada tahun ini BMKG Stasiun Klimatologi Jogja sudah memprediksi awal musim hujan tahun ini akan mundur dari kondisi normal hingga dua-tiga dasarian.
BMKG memperkirakan hawa sumuk akibat masa pancaroba ini akan terjadi hingga pertengahan Desember mendatang.