Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 7 Wilayah Rawan Banjir di Jawa Tengah

Sejumlah daerah di Jateng juga berpotensi terjadi banjir besar. Dari data BMKG, puncak penghujan akan terjadi pada Januari-Februari ini dengan curah hujan hingga 500 mm. Wilayah Pemali Juana, Bengawan Solo, dan Bogowonto diwaspadai terjadi banjir besar.
Sejumlah warga mengungsi saat banjir menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (19 Juni 2016). Hujan lebat yang turun sejak Sabtu (18 Juni 2016) siang mengakibatkan sejumlah kawasan di Purworejo terendam banjir sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. / Antara - Hendra Nurdiyansyah
Sejumlah warga mengungsi saat banjir menggenangi pemukiman warga di Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (19 Juni 2016). Hujan lebat yang turun sejak Sabtu (18 Juni 2016) siang mengakibatkan sejumlah kawasan di Purworejo terendam banjir sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. / Antara - Hendra Nurdiyansyah

Bisnis.com, SEMARANG - Sejumlah daerah di Jateng juga berpotensi terjadi banjir besar. Dari data BMKG, puncak penghujan akan terjadi pada Januari-Februari ini dengan curah hujan hingga 500 mm. Wilayah Pemali Juana, Bengawan Solo, dan Bogowonto diwaspadai terjadi banjir besar.

Melihat pengalaman tahun-tahun sebelumnya, setidaknya ada 7 daerah yang berpotensi terjadi banjir besar yakni Solo Raya, Pati, Purworejo, Cilacap, Demak, Kudus, dan Jepara.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov Jateng, Sarwa Pramana menuturkan, peralatan yang dimiliki Jateng tidak akan mencukupi jika bencana terjadi secara bersamaan di beberapa wilayah. Praktis, butuh waktu cukup lama untuk recovery.

Karena itu, pihaknya meminta pemkab/pemkot untuk memanfaatkan kearifan lokal. Seperti menyiapkan getek atau rakit. Bisa dari kayu, atau pelepah pisang. Selain itu juga menyiapkan ban dalam truk yang telah dipompa. "Saat terjadi banjir, itu bisa dibagikan," ucapnya, Jumat (3/1/2020).

Jika tidak memungkinkan, pemda bisa menyewa perahu nelayan yang tidak sedang digunakan untuk melaut.

"Jadi persiapannya mulai hari ini. Komunikasikan dengan nelayan. Begitu banjir terjadi, perahu nelayan bisa langsung disewa. Kalau mengandalkan perahu karet saja, tidak cukup pas beberapa daerah terjadi banjir," ujarnya.

Pemkab/pemkot juga diminta untuk segera mengidentifikasi tempat pengungsian sementara. Jangan sampai korban bencana diungsikan dengan tenda sementara.

"Tidak memungkinkan menggunakan tenda sementara karena cuacanya buruk. Lebih baik memanfaatkan balai desa, aula, atau GOR (gelanggang olahraga)," tuturnya.

"Kami juga sedang waspada tanggul jebol. Teman-teman BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sudah mengidentifikasi. Kalau tanggul meluap, masih tidak masalah. Yang bahaya tanggul jebol karena akan terjadi banjir bandang. Selain itu bukit yang gundul. Bisa terjun bebas, terjadi banjir bah campur batu dan lumpur," katanya.

Di daerah rawan tersebut, lanjutnya, siskamling yang juga kearifan lokal, perlu dikuatkan. "Ketika ada tanda-tanda terjadi longsor, bisa langsung diumumkan menggunakan kentongan," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper