Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Jateng Diramal Tumbuh 2,48%, Ganjar Perlu Pertimbangkan PSBB

Ganjar perlu mempertimbangkan opsi PSBB. Sebab, jika tidak, guncangan ekonomi seperti PHK massal tak terhindari.
Peserta pelatihan program Fashion Technology Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) memproduksi alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar keamanan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Unit Pelaksana Teknis Pusat BBPLK Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/3/2020). BBPLK Semarang bekerja sama dengan Pemprov Jateng memproduksi baju pelindung tenaga medis tersebut guna memenuhi kebutuhan sejumlah rumah sakit di Jateng yang menangani kasus virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Aji Styawan
Peserta pelatihan program Fashion Technology Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) memproduksi alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar keamanan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Unit Pelaksana Teknis Pusat BBPLK Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/3/2020). BBPLK Semarang bekerja sama dengan Pemprov Jateng memproduksi baju pelindung tenaga medis tersebut guna memenuhi kebutuhan sejumlah rumah sakit di Jateng yang menangani kasus virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Aji Styawan

Bisnis.com, SEMARANG - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dianggap akan membantu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19).

Ekonom Universitas Diponegoro, Wahyu Widodo, mengungkapkan PSBB menjadi opsi yang perlu dipertimbangkan, meski menurutnya saat ini data penyebaran Covid-19 belum clear terkait persebarannya. Padahal dasar untuk PSBB adalah data.

"Ini bisa menjadi opsi. Kuncinya memotong ketidakpastian meskipun harus berkorban ekonomi jangka pendek," kata Wahyu kepada Bisnis, Rabu (8/4/2020).

Wahyu mengatakan imbas corona terhadap ekonomi tidak akan terhindarkan. Apalagi Kementerian Keuangan telah memproyeksikan jika fenomena ini terus berlanjut skenario paling berat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 hanya berada di level minus hingga 2,3%.

Dengan potensi pertumbuhan ekonomi nasional yang terkontraksi dan pertumbuhan Jawa Tengah dianggap linier terhadap nasional, maka tahun ini pertumbuhan ekonomi Jateng hanya akan berkisar 2,48%.

"Jadi gelombang PHK atau perumahan tenaga kerja tidak bisa dihindari. Permintaan baik domestik maupun internasional turun," jelasnya.

Adapun mitigasi jangka pendek yang paling penting, menurut Wahyu, adalah Jaring Pengaman Sosial. Kebijakan ini bisa digunakan untuk mempertahankan pendapatan kelompok rentan yang terdampak. Selain itu, pemerintah juga perlu menjaga pasokan pangan. Kinerja Bulog dan BUMD pangan di setiap daerah harus dimaksimalkan.

Namun demikian, dia juga memberi catatan, kebijakan Jaring Pengaman Sosial sifatnya jangka pendek. Dengan penyebaran Covid-19 yang terus meluas, kuncinya adalah mitigasi penyebaran corona. Kegiatan produktif hanya akan efektif jika virus Corona sudah dinyatakan aman.

"Jasi stimulus yang sifatnya bantuan modal, kredit, baru bisa dilaksanakan setelah Corona berakhir," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper