Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DAMPAK COVID-19: Ribuan UKM di Jateng Mulai Terhempas

Sebanyak 3.000 Usaha Kecil & Menengah dan 420 koperasi di Jawa Tengah mulai terdampak penyebaran virus corona atau COVID-19.
Perajin minuman jamu, Rizki Murtikasari, memproduksi jamu di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sejahtera Jaya, Simbangdesa, Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/11/2019)./ANTARA FOTO-Harviyan Perdana Putra
Perajin minuman jamu, Rizki Murtikasari, memproduksi jamu di Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sejahtera Jaya, Simbangdesa, Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/11/2019)./ANTARA FOTO-Harviyan Perdana Putra

Bisnis.com, SEMARANG - Sebanyak 3.000 Usaha Kecil & Menengah dan 420 koperasi di Jawa Tengah mulai terdampak penyebaran virus corona atau COVID-19.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah Emma Rahmawati mengatakan mayoritas UKM dan koperasi mengeluhkan ketersediaan bahan baku dan pemasaran yang mulai tersendat. Hal ini menggangu kelancaran proses produksi.

“Keluhan terbanyak adalah mereka tak bisa mengangsur kredit di bank. Kedua, bahan baku sulit, banyak yang tak lagi berproduksi, atau masih produksi tapi kesulitan cari bahan baku,” ujarnya, dalam laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020)

UKM yang terpengaruh berasal dari bidang makanan dan minuman serta produsen yang bergerak di bidang kriya tekstil. Masalah lain, adalah keterjangkauan pasar yang belum menyentuh sektor online.

“Tiga masalah itu yang jadi masalah UKM di Jateng, sehingga banyak dari mereka yang mulai merumahkan karyawan,” ucapnya.

Menurut Emma, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan melakukan pendampingan dan dukungan penyediaan bahan baku. Pemerintah akan memberikan subsidi, supaya sektor usaha kecil menengah bisa menjangkau bahan baku dan tetap berproduksi.

“Misalnya terkait bahan baku gula, sekarang sudah mencapai Rp20.000, namun mereka mampunya Rp14.000. Nah kita subsidi sisanya,” jelas Emma.

Selain subsidi, Pemprov Jateng juga akan memanfaatkan program dari Kementrian Koperasi berupa distribusi bahan baku. Adapula program memasukan pelaku UKM ke pasar online (e-Commerce).

Di sisi lain, perbankan melalui skema pemerintah pusat telah memberikan relaksasi pelunasan kredit bagi pengusaha kecil yang memang terpengaruh penyebaran COVID-19. Namun, syarat untuk memperoleh relaksasi kredit dari bank memang ketat. Keringanan hanya akan diberikan bagi mereka yang memang terpengaruh.

“Nanti bank kan ada BI Checking, dilihat apakah dia memang bermasalah setelah bulan Februari, Maret dan April. Tapi kalau masalah (keuangannya) sebelum bulan tersebut, ya kemungkinan susah,” tuturnya.

Menurut Emma, hal itu bergantung kesepakatan pihak bank dan pengusaha UKM. Skema relaksasi seperti apa yang diberikan, apakah penundaan pinjaman pokok, bunga, dan skema-skema lain.

Data Pemprov Jateng, saat ini jumlah debitur terdampak COVID-19 di wilayahnya sudah mencapai 47.663 debitur dengan total kredit Rp11,03 triliun.

Dengan relaksasi kredit yang telah diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sudah ada 10.049 debitur yang telah mengajukan keringanan kredit. Dari jumlah tersebut total keringanan kredit yang diajukan Rp3,7 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper