Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tepis Isu Tak Benar, OJK Jateng dan DIY: Perbankan Stabil dan Terjaga

OJK Jateng dan DIY mengimbau kepada semua pihak agar bersama-sama menjaga industri perbankan tetap kondusif dan tidak termakan hoax.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa/Istimewa
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa/Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Jawa Tengah dan DIY Aman Santosa menanggapi beredarnya berita lama terkait kondisi beberapa bank seperti yang dilaporkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa waktu lalu.

Aman mengatakan, bahwa industri perbankan saat ini secara umum dalam kondisi stabil dan terjaga.

Hal tersebut, tercermin dari rasio keuangan hingga April yang berada dalam batas ambang batas atau treshold seperti permodalan (CAR) 22,13 persen, sedangkan kredit bermasalah (NPL) gross 2,89 persen (NPL Net 1,09 persen).

Kecukupan likuiditas perbankan yaitu rasio alat likuid/non-core deposit dan alat likuid/DPK April 2020 terpantau pada level 117,8 persen dan 25,14 persen. Realisasi itu jauh di atas threshold yang masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. 

"Kondisi hal sama ditunjukan perbankan di Jawa Tengah sampai April, kredit masih mengalami pertumbuhan sebesar 4,80 persen secara yoy [year-on-year], DPK sebesar 4,04 persen yoy dan NPL Net masih terjaga di 1,75 persen," kata Aman melalui siaran persnya, Sabtu (13/6/2020).

Dia menambahkan, bahwa upaya perbaikan kinerja atas beberapa Bank yang tengah dilakukan saat ini juga berjalan positif. 

Sebagai contoh, saat ini OJK sedang memproses rencana penggabungan usaha PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) ke dalam PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB).

Rencana tersebut telah dituangkan dalam Letter of Intent (LOI) yang ditandatangani pada tanggal 23 April 2020 oleh Gubernur Banten Wahidin Halim dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. 

Selanjutnya Bank Mayapada, saat ini permodalanya juga sudah kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang mencapai 18 persen atau jauh di atas ketentuan minimum 8 persen. 

"Hal ini tidak lepas dari dukungan penuh pemegang saham pengendali yang tahun ini saja telah melakukan penambahan modal sebesar Rp3,75 triliun sebagai bagian dari komitmen untuk terus membesarkan bank ini menjadi salah satu pemain utama dalam membangun ekonomi nasional," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia upaya perbaikan kinerja Bank Bukopin juga berjalan positif. OJK telah menerima pernyataan dan kesiapan Kookmin Bank, grup finansial terbesar di Korea Selatan yang saat ini memiliki 22 persen saham Bank Bukopin, untuk menjadi Pemegang Saham Mayoritas dengan mengambil alih kepemilikan sekurang-kurangnya 51 persen saham Bank Bukopin. 

"Kookmin Bank saat ini telah menyediakan sejumlah dana di escrow account sebagai bagian dari rencanya untuk menjadi pemegang saham pengendali, memperkuat permodalan dan likuiditas Bank Bukopin," terangnya.

Aman mengimbau kepada semua pihak agar bersama-sama menjaga industri perbankan tetap kondusif dan tidak termakan atau memanfaatkan isu yang tidak benar atau hoax.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper