Bisnis.com, SEMARANG - Wakil Gubernur atau Wagub Jateng, Taj Yasin Maimoen Zubair, angkat bicara terkait kasus penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren seperti yang terjadi di Wonogiri.
Lingkungan ponpes di Sempon, Wonogiri, telah dikategorikan sebagai klaster Covid-19. Menurut pria yang karib disapa Gus Yasin itu, penularan Covid-19 di lingkungan ponpes terjadi karena kurang disiplinnya penerapan protokol kesehatan.
Salah satu yang kerap diabaikan adalah physical distancing atau jaga jarak. Bagi warga ponpes, lanjut Gus Yasin, physical distancing memang kerap diabaikan. Terutama saat bertemu orang yang dihormati seperti kiai.
Menurut Gus Yasin, seorang santri jika berjumpa kiai selalu berjabat tangan atau bersalaman. Kontak fisik inilah yang menurut Wagub Jateng itu kerap menjadi media penularan Covid-19 di lingkungan ponpes seperti di Wonogiri.
“Maka itu, mulai sekarang cara-cara itu harus diubah. Bersalaman itu enggak perlu kok bersentuhan. Bisa dilakukan dengan salaman bil qolbi. Dalam Islam itu diperbolehkan,” tutur Gus Yasin saat dijumpai JIBI di ruang kerjanya, Rabu (22/7/2020).
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jateng itu mengatakan salaman bil qolbi dilakukan dengan cara meletakkan kedua tangan di depan dada. Cara ini bisa diterapkan jika bertemu rekan sesama santri maupun dengan kiai atau ustaz di lingkungan ponpes.
Baca Juga
“Salaman bil qolbi itu artinya bersalaman dengan hati. Mulai sekarang harus dipraktikkan. Apalagi situasi pandemi Covid-19 masih berlangsung,” tuturnya.
Selain disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, Wagub Jateng itu juga meminta ponpes menggalakkan program Jaga Santri untuk mencegah ponpes jadi klaster Covid-19 seperti di Wonogiri.
Program Jaga Santri seperti halnya Jaga Tangga, merupakan kiat yang efektif dalam mencegah penularan Covid-19. Sementara itu ditanya tentang riwayat penularan Covid-19 di lingkungan ponpes di Sempon, Wonogiri, yang menjadi klaster, Gus Yasin menyebut awalnya dari keluarga pengurus ponpes yang melakukan perjalanan ke wilayah zona merah.
“Setelah pulang dia terpapar, tapi gejalanya tidak ketahuan. Hal itu yang menjadikan penularan,” imbuhnya.
Hingga saat ini total sudah ada 37 orang yang dinyatakan terpapar Covid-19 dari klaster ponpes di Sempon, Wonogiri. Dari jumlah sebanyak itu, delapan orang di antaranya merupakan warga luar Wonogiri.