Bisnis.com, SEMARANG - Jumlah kasus stunting atau kondisi gagal tumbuh anak balita di Jawa Tegah mengalami penurunan 15 persen (tepatnya 14,9%) pada Februari 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, berdasarkan data dari Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) terdapat penurunan kasus stunting sebanyak 14,9 persen pada Februari 2020.
"Jadi dari data riset sebelumnya, ada 955.835 balita yang diukur tinggi badannya, dari jumlah tersebut 14,9 persen di antaranya mengalami stunting atau kerdil," ujar Yulianto, Jumat (7/8/2020).
Yulianto menyebutkan ada 3 daerah di Jawa Tengah yang memiliki prosentase balita stunting terbanyak, dengan angka lebih dari 20 persen.
"Rangking pertama ada Kabupaten Wonosobo dengan 27,17 persen, disusul Banjarnegara dengan 24,31 persen, dan Kabupaten Rembang dengan 24,15 persen balita," sebutnya.
Menurut Yulianto, pemerintah Pemprov Jawa Tengah telah melakukan berbagai cara demi menekan angka stunting. Salah satunya adalah kontrol ketat dari petugas kesehatan.
"Langkah pemerintah adalah pemantauan gizi bagi balita di masa pandemi ini kita posyandu sesuai kondisi di wilayah dengan menerapkan protokol kesehatan," tambahnya.
Selanjutnya adalah survei gizi menggunakan aplikasi elektrik laporan gizi berbasis masyarakat, lalu Jogo Tonggo, serta petugas setempat.
Dilakukan juga dengan penambahan makanan bagi ibu hamil berupa formula F75 maupun F100 dengan pengawasan bidan desa dan ahli gizi, juga tablet penambah darah untuk remaja dan ibu hamil.