Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengeringan Jaringan Irigasi, Begini Proyeksi Produksi Padi di Cilacap

Meski produksi menurun, ada optimistisme surplus beras di Kabupaten Cilacap tahun 2020 masih berada di angka 275.000 hingga 300.000 ton.
Ilustrasi./Antara-Jojon
Ilustrasi./Antara-Jojon

Bisnis.com, CILACAP - Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, optimistis wilayahnya tetap surplus produksi beras pada 2020 meskipun mengalami penurunan karena adanya pengeringan jaringan irigasi.

"Alhamdulillah, pada tahun 2019, surplus beras di Kabupaten Cilacap masuk 10 besar nasional dan urutan ketiga di Jawa Tengah, dengan kondisi (saat itu) ada pengeringan saluran irigasi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Supriyanto di Cilacap, Jateng, Rabu (9/9/2020).

Kendati diperkirakan ada penurunan, dia mengaku optimistis surplus beras di Kabupaten Cilacap tahun 2020 masih berada di angka 275.000 hingga 300.000 ton.

"Biasanya, surplusnya di angka 350.000 sampai 370.000 ton, tetapi karena kondisi ada pengeringan dan hujan juga belum menentu, kami belum berani pasang target surplus di atas angka 350.000 ton," katanya.

Terkait dengan hal itu, Supriyanto mengharapkan petani di Kabupaten Cilacap sudah bisa mulai tanam padi untuk musim tanam pertama (MT I) tahun 2020 karena pada 16 September, jaringan induk daerah irigasi Serayu dibuka

Akan tetapi, dia tidak yakin jika area persawahan di daerah irigasi Serayu sudah basah seluruhnya dalam satu pekan karena pola pengalirannya bertahap, tidak langsung dibuka secara penuh, sehingga diperkirakan lahan sawah akan basah semua pada Oktober.

"Kalau ada hujan lebih awal, ya kami optimistis (bisa tanam pada Oktober)," katanya.

Ia mengatakan jika sudah ada hujan, luasan tanaman padi di Kabupaten Cilacap pada MT I 2020 diprakirakan mencapai lebih dari 50.000 hektare.

Jika ternyata sampai Desember belum ada hujan, kata dia, hanya area persawahan di wilayah timur Kabupaten Cilacap yang bisa diandalkan untuk ditanami padi karena wilayah barat belum bisa tanam.

"Di wilayah timur, untuk sawah yang menggunakan irigasi teknis berkisar 13.000-14.000 hektare, sedang sawah yang tadah hujan sekitar 5.600 hektare," katanya.

Terkait dengan pemanfaatan lahan pada musim kemarau, dia mengatakan pihaknya juga mengusahakan untuk dilakukan penanaman kedelai di wilayah Kecamatan Gandrungmangu, Sidareja, Kedungreja, Patimuan, Sampang, dan beberapa desa di Kecamatan Maos.

Bahkan, sebagian petani di Gandrungmangu, Sidareja, Kedungreja, dan Patimuan juga menanam kacang hijau

Sementara di Desa Kalikudi dan Doplang, Kecamatan Adipala, ada budi daya semangka dengan memanfaatkan lahan sekitar 30 hektare.

"Di Kalikudi dan Doplang juga ada yang mencoba budi daya bawang merah dengan total luasan sekitar 1 hektare, tapi berpencar. Kalau di Desa Bunton, Adipala, malah banyak," jelas Supriyanto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper