Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Kawasan Industri Batang Terus Dikebut, Ini Penjelasannya

Pemberian PMN tersebut akan digunakan untuk mempercepat pembangunan kawasan industri terpadu Batang (KITB) yang menjadi salah satu kantong tujuan investasi milik pemerintah.
Presiden Joko Widodo (tiga kanan) didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tiga kiri), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kiri), Bupati Batang Wihaji (empat kiri) dan jajaran menteri lainnya berbincang saat peninjauan Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Kedawung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (30/6/2020). /ANTARA
Presiden Joko Widodo (tiga kanan) didampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tiga kiri), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kiri), Bupati Batang Wihaji (empat kiri) dan jajaran menteri lainnya berbincang saat peninjauan Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Kedawung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (30/6/2020). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan memberikan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp977 miliar kepada PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Persero.

Pemberian PMN tersebut akan digunakan untuk mempercepat pembangunan kawasan industri terpadu Batang (KITB) yang menjadi salah satu kantong tujuan investasi milik pemerintah.

Dalam bahan paparan yang disampaikan kepada Komisi XI DPR yang dikutip Senin (23/11/2020), pihak PT KIW mengatakan bahwa anggaran tersebut akan digunakan persiapan awal pembangunan KITB.

Tahap awal pembangunan itu mencakup pekerjaan persiapan yang dialokasikan senilai Rp35,05 miliar, pekerjaan penyiapan lahan senilai Rp533,27 miliar, dan inrastruktur kawasan industri senilai Rp408,6 miliar.

Adapun, pihak PT KIW dalam paparannya tersebut juga mengungkapkan sejumlah alasan soal percepatan pembangunan di KITB.

Pertama, terdapat 33 (tiga puluh tiga) perusahaan China yang keluar dari China ke beberapa negara Asia Tenggara, dan tidak ada satupun yang pindah untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga menimbulkan kekecewaan Presiden RI terkait rendahnya Daya Saing Indonesia.

Kedua, kawasan Industri Batang harus siap menyambut sejumlah pabrik baik dari luar negeri maupun dalam negeri.

Ketiga, munculnya kompetitor beberapa negara Asia yang sedang menyiapkan kawasan industri baru (termasuk India yang menyiapkan lahan 460,000 Ha) untuk menarik investor yang akan keluar dari China sebagai effect pandemi Covid-16.

Keempat, pemerintah hadir melalui pembangunan kawasan industri sehingga kawasan ini harus dibuat menarik dan ramah investasi. Kelima, kawasan industri merupakan pilot project di Indonesia yang menawarkan harga kompetitif, sehingga perlu kebijakan khusus dalam pembiayaan, perijinan dan pengembangan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper