Bisnis.com, SEMARANG – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Sinoeng N. Rachmadi, mengungkapkan bahwa kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) akan mempengaruhi operasional destinasi pariwisata di Jawa Tengah.
“Kalau pengaruhnya [terhadap pariwisata] iya, tapi kita patuh. Kita taat dan kita sadar betul, kepentingan masyarakat lebih kita prioritaskan. Dan kita nanti menunggu tindak lanjut dari Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah yang hari ini diselesaikan. Kita akan merujuk itu,” jelasnya kepada Bisnis di sela-sela kegiatannya, Jumat (8/1/2021).
Dia mengungkapkan bahwa saat ini ada 4 destinasi pariwisata di Jawa Tengah yang telah ditutup karena belum menaati protokol kesehatan Covid-19.
“Hasil dari evaluasi libur Nataru kemarin, sudah ada 4 destinasi wisata yang kita rekomendasikan untuk ditutup. Di Guci, Tegal, Kawah Sikidang, Banjarnegara, Rita Park, Tegal, dan D’Las, Purbalingga. Karena apa? Karena menimbulkan kerumunan,” ungkapnya.
4 objek wisata yang dimaksud memang tetap beroperasional selama libur Nataru kemarin. Kawasan wisata Guci yang berlokasi di kaki Gunung Slamet, Tegal, merupakan objek wisata alam dengan destinasi pemandian air panas yang banyak diminati masyarakat.
Sementara itu, Kawah Sikidang, Banjarnegara merupakan salah satu destinasi unggulan di Dieng. Rita Park sendiri merupakan salah satu taman wahana wisata yang berlokasi di Tegal, Jawa Tengah dengan luas 2,4 hektar.
D’Las atau Desa Wisata Lembah Asri Serang, merupakan objek wisata yang terletak di Purbalingga. Luas destinasi wisata ini mencapai 11 hektar. Saat libur Nataru kemarin, antrean masyarakat yang ingin memasuki lokasi ini sempat viral di media sosial. Sehingga, Disporapar Provinsi Jawa Tengah mesti turun tangan.
Sinoeng berharap pengelola destinasi wisata di Jawa Tengah akan menaati kebijakan PKM ini nanti. Meski demikian, dia menegaskan bahwa Disporapar akan siap menindak tegas pengelola yang nakal. “Kalau toh pariwisata ada pembatasan, kemudian mereka [pengelola pariwisata] tidak taat, ya terpaksa harus saya tutup,” tegasnya.
Ia juga berharap agar masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap objek wisata di daerahnya masing-masing. “Harapannya ada partisipasi masyarakat melalui gerakan citizen journalism. Bagi yang melapor, otentik, valid, dan bukan hoax, akan kami berikan reward,” jelasnya.