Bisnis.com, YOGYAKARTA – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY melakukan pemantauan harga dan ketersediaan stok bahan pangan pokok strategis pada 22 – 25 Maret 2021. Pemantauan tersebut dilakukan guna memperoleh data mengenai harga dan kondisi ketersediaan sembako di DIY secara riil.
Eling Priswanto, PLT Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, mengungkapkan bahwa pemantauan tersebut merupakan usaha pemerintah guna mengantisipasi lonjakan harga saat Bulan Ramadhan.
“Ketika nanti terjadi kenaikan harga atau kelangkaan stok maka dari kita sekiranya bisa mengambil langkah-langkah di level dari pemerintah supaya di masyarakat tidak terjadi gejolak,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.
Baik harga ataupun stok komoditas pangan terpantau masih stabil. Komoditas seperti telur ayam broiler, gula pasir, minyak goreng, serta daging sapi relatif stabil tanpa kenaikan harga. “Semoga menjelang Idul Fitri harga tetap imbang supaya tidak terjadi lonjakan inflasi,” harap Wawan, sapaan akrabnya.
Pemantauan harga tak hanya dilakukan di pasar tradisional tapi juga pasar tradisional seperti Superindo Cabang Dongkelan. Manager Superindo cabang Dongkelan, Pramudina, menjelaskan bahwa kenaikan harga komoditas biasa terjadi di pasar tradisional, “Sehari kemudian baru diikuti oleh Superindo, karena kami untuk setting harga jual tidak bisa langsung, minimal satu hari sebelumnya,” jelasnya.
Pada perkembangan lainnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah memastikan bahwa harga dan stok kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) masih terkendali. “Kalau dibilang siap, kita siap, karena untuk bahan pokok stok masih tersedia cukup banyak,” jelas Muhammad Arif Sambodo kepada Bisnis, pekan lalu.
Arif mengungkapkan bahwa sebagian besar harga Kepokmas masih berada di bawah harga acuan pemerintah. Misalnya saja harga telur ayam ras juga daging ayam broiler. Meskipun demikian, komoditas cabai rawit merah masih terus mengalami lonjakan harga,
Lonjakan harga cabai rawit merah terjadi akibat rendahnya pasokan di tingkat petani. Curah hujan yang tinggi serta karakteristik tanaman yang mudah busuk mengakibatkan harga komoditas ini terus melonjak. Per 22 Maret 2021, Disperindag Provinsi Jawa Tengah mencatat harga rata-rata komoditas cabai rawit merah di Kota Semarang mencapai Rp90.000 per kilogram.