Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panen Raya Pengaruhi Serapan Tenaga Kerja di Jateng

Aktivitas usaha mulai meningkatkan serapan tenaga kerja di Jawa Tengah. Meskipun demikian, serapan tenaga kerja di sektor industri manufaktur masih belum sepenuhnya pulih.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, SEMARANG – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah tercatat mengalami penurunan. 

“Memang aktivitas bisnis di Jawa Tengah sudah mulai menyerap tenaga kerja, baik itu di pemerintahan maupun di swasta,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono, Rabu (5/4/2021).

Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Tengah, pada bulan Februari 2021, jumlah pengangguran mencapai 1,12 juta orang atau 5,96 persen. Angka tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan pada bulan Agustus 2020 dimana jumlah pengangguran membengkak hingga 1,21 juta orang atau 6,48 persen.

Sentot mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara TPT di perkotaan dan pedesaan. “TPT tertinggi terjadi di daerah perkotaan, kita bisa mengambil indikasi di sini bahwa sektor-sektor yang terdampak Covid-19 lebih banyak terjadi di daerah perkotaan,” jelasnya.

Jika dilihat dari lapangan pekerjaan utamanya, sektor pertanian mendominasi serapan tenaga kerja. Porsinya mencapai 27,72 persen. “Antara Februari 2020 ke 2021 (year-on-year) terjadi kenaikan 1,96 persen, ini mengindikasikan bahwa aktivitas pertanian pada tahun 2021 di triwulan pertama ini juga membaik dibandingkan kondisi tahun lalu,” ungkap Sentot.

Panen raya yang jatuh pada bulan Maret lalu menyebabkan serapan tenaga kerja di sektor pertanian meningkat drastis. Sektor tersebut juga tercatat mengalami tren pertumbuhan yang positif apabila dibandingkan dengan sektor lainnya.

Industri pengolahan, misalnya, mengalami kontraksi secara pertumbuhan dikarenakan turunnya produksi industri migas dan beberapa industri nonmigas. Pengaruhnya cukup besar terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).

“Kasus PHK juga dicatat masih didominasi oleh kelompok industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki. Dan sebagaimana kita indikasikan, ada penurunan ekspor pada kelompok ini,” jelas Sentot.

Tak hanya itu, BPS Provinsi Jawa Tengah juga mencatat penurunan nilai ekspor pada kelompok industri pakaian jadi, furnitur, dan tekstil.

Pada perkembangan lainnya, Sentot juga mengungkapkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Jawa Tengah juga mengalami penurunan.

“Kita bisa melihat bahwa pada bulan Februari 2021 ini terjadi penurunan TPAK, yaitu dari 70,45 persen pada Februari 2020 menjadi 69,38 persen pada Februari 2021. Demikian juga apabila dibandingkan dengan Agustus 2020 yang tercatat sebesar 69,43 persen juga terjadi penurunan sekitar 0,05 poin,” tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper